ShaDhar001

Foto Hindukupang.com : Sharing Dharma (ShaDhar)  Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT bersama dengan
Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT

Hindukupang.com - NTT, Pada Hari Redite , Paing Wuku Matal, yakni pada hari Minggu dilaksanakan Pertemuan Organisasi Hindu di Kupang dan NTT serta umat Hindu Kupang bersama 2 Guru (S3) Doktor Hindu dari Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, 8 Oktober 2023, jam 15:00-18:00 Wita di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dalam kunjungan kerja yang telah berlangsung sejak 6 hingga 9 Oktober 2023 di wilayah Kabupaten Belu, Atambua, NTT, dua Guru Doktor Hindu dari Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Bali, telah berinteraksi dengan umat Hindu di wilayah perbatasan antar negara di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan telah memperhatikan dengan seksama aktivitas kehidupan umat Hindu di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kunjungan Kerja beliau berdua ke wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sudah sejak 6-9 Oktober 2023 di wilayah Kabupaten Belu Atambua NTT, dan berjumpa dengan umat Hindu di perbatasan antar negara pada Pos Lintas Batas Negara (PLBN) serta melihat aktifitas keumatan hindu di NTT.

Dalam Pantauan Hindukupang.com Acara yang bertajuk Sharing Dharma (ShaDhar)  Pertemuan Organisasi Hindu bersama dengan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT ini melibatkan berbagai pemimpin organisasi Hindu Kupang NTT, diantara hadir dari Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korwil NTT, Ida Bhawati I Made Suaba Aryanta yaitu Ketua PHDI Kabupaten Kupang, Sekretaris PHDI NTT Bapak Dr.Ir.I Gusti Bagus Adwita Arsa,MP, Wakil Ketua PHDI NTT Bapak Pinandita dr.Dewa Putu Sahadewa,SpOG(K), Kemudian Wakil Ketua PHDI Kota Kupang Bapak Ir.I Wayan Sumartika,M.Si, hadir pula Ketua Hindu Peduli Ibu Ni Nyoman Yuliani,S.Si,S.Farm.Apt,M.Si , WHDI Kupang NTT,  Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kupang Bapak I Ketut Suwijana, Ketua Badan Penyiaran Hindu (BPH) Provinsi NTT Bapak Pinandita Supardi,S.Pd, Ketua ICHI NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si,M.Si , Pengurus Banjar Dharma Agung Kupang Bapak I Gusti Agung Ngurah Suarnawa,SKM.,M.Kes, serta hadir juga  Alumni KMHDI sdr. Rary Triguntara Dekornas Puskor Hindunesia, Tokoh Hindu Kupang NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Bagus Arjana,M.S., Sabha Walaka PHDI NTT, Bapak I Nyoman Ramia Pengurus PHDI NTT, Penyuluh pada Bimas Hindu NTT Kemenag RI Bapak Pancami Samosir,S.Fil.H, Pemuda, mahasiswa, Dosen - Dosen Bapak Putu Agus Indrawan, Bapak Wayan Nampa, Ketua Pengempon Pura Agung Giri Kertha Bhuwana Bapak I Nengah Pustaka , Ketua Pengempon Pura Oebanantha Bapak I Ketut Nurata, dan Pengurus Pengempon Pura Wira Tirtha Yudha Bapak Pinandita I Wayan Budiadnya , beberapa ketua Tempekan (Sektor), serta berbagai undangan lainnya.

Baca Juga : Berita dan informasi Hindu Kupang dan Hindu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Hindu Dharma di Nusantara Indonesia

ShaDhar002

Adapun berbagai topik yang dibahas pada pertemuan dengan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali bersama umat Hindu di Kota Kupang NTT ini cukup beragam mulai dari : konsep bahwa agama tidak dapat dirasionalkan karena bersifat esoteris, namun dengan peran penting ajaran VEDA Hindu  mampu sebagai jembatan pemahaman antara skala dan niskala, para dan Apara Vidya, kemudian pentingnya memahami kosmologi Hindu, serta proses pembelajaran Veda. Dalam konteks ini, kitab suci Hindu diakui sebagai sumber pengetahuan yang sangat ilmiah dan dipelajari oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Diskusi juga menyoroti pengkajian Veda, yang ternyata sangat digemari oleh ilmuwan dan peneliti. Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bahkan mengungkapkan hubungan erat antara medan Quantum energy dan ajaran Veda Hindu. Selain itu, konsep Satyam, Rajas, dan Tamas yang terdapat dalam kosmologi Hindu dijelaskan sebagai bagian integral dari pemahaman Hindu tentang penciptaan dan perubahan alam semesta.

Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D yang juga sebagai penulis dan pengajar  "Brahmavidya Teologi Kasih Semesta" adalah ilmu yang mengkaji atau membahas mengenai teologi kasih semesta dalam konteks Brahman, yaitu konsep tertinggi dalam filsafat Hindu. Istilah ini juga mengaitkan konsep ilmu pengetahuan atau pengetahuan (Vidya) tentang Brahman atau aspek-aspek spiritual tertinggi dalam Hinduisme. Brahmavidya teologi kasih semesta dalam kerangka Hinduisme  memperdalam pemahaman tentang konsep kasih semesta dalam ajaran Hindu dan bagaimana hal ini terkait dengan pemahaman tentang Brahman sebagai realitas tertinggi.

Pengkajian Veda sangat digemari oleh para ilmuwan dan peneliti, bahkan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D mengungkapkan hubungan kaitan antara medan Quantum energy dan ajaran Veda Hindu sangatlah erat, seperti halnya unsur Panca Datu, logam, berbagai elemen-elemen Panca Maha Bhuta, kemudian Satyam Rajas Tamas, hingga dari Niskala (tak mewujud) menjadi Skala (terukur) dan berwujud. Beliau juga sekaligus sebagai penulis Buku : Panca Dhatu, Atom, Atma dan Animisme, sebuah evolusi konsep tentang pemahaman terhadap substansi yang amat kecil sebagai Asas Hidup dan Kehidupan yang dikenal dengan Philosofiareligiopsikosains. Adapun buku-buku Filsafat (Tattwa) Hindu dari Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bisa diakses Kunjungi Disini , dan Juga Buku Ajaran Hindu dari Penulis Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag juga bisa kunjungi disini.

ShaDhar004

ShaDhar003

Foto Hindukupang.com : Rary Triguntara,SKM bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT, dalam Acara Sharing Dharma (ShaDhar)  Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT , 8 Oktober 2023, di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

ShaDhar005

Foto Hindukupang.com : Moderator Bapak Prof.Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si,M.Si bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag , Kunjungan dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT, dalam Acara Sharing Dharma (ShaDhar)  Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT , 8 Oktober 2023, di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

Konsep Satyam, Rajas, dan Tamas adalah bagian integral dari kosmologi Hindu dan berhubungan dengan penciptaan dan perubahan alam semesta. Konsep ini ditemukan dalam ajaran-ajaran Hindu, terutama dalam filosofi Samkhya dan dalam ajaran-ajaran Upanishad. Mereka menggambarkan tiga guna (sifat) utama yang mempengaruhi alam semesta dan segala yang ada di dalamnya:

Satyam: Satyam adalah guna ketenangan, keseimbangan, dan kejernihan. Ini adalah aspek keberadaan yang mewakili kesadaran dan kebijaksanaan. Ketika Satyam dominan, alam semesta dalam keadaan harmoni dan ketenangan. Dalam konteks penciptaan dunia, Satyam mewakili tahap awal, di mana kesadaran murni (Brahman) yang tidak termanifestasi memancar menjadi dunia manifestasi. Ini adalah tahap ketika potensi penciptaan pertama kali muncul.

Rajas: Rajas adalah guna aktivitas, hasrat, dan gerakan. Ini adalah aspek yang memicu perubahan, energi, dan dinamika dalam alam semesta. Ketika Rajas mendominasi, alam semesta mengalami perubahan, pertumbuhan, dan aktivitas yang intens. Dalam konteks penciptaan dunia, Rajas mewakili tahap di mana energi dan daya kreatif mulai bergerak dan menciptakan beragam bentuk dan manifestasi.

Tamas: Tamas adalah guna kegelapan, inersia, dan ketidaksadaran. Ini adalah aspek yang memperlambat atau menghambat perubahan. Ketika Tamas mendominasi, alam semesta cenderung menuju ke keadaan statis, kebingungan, atau ketidaksadaran. Dalam konteks penciptaan dunia, Tamas mewakili tahap di mana energi kreatif memasuki bentuk-bentuk yang lebih konkrit dan munculnya materi fisik.

Penciptaan dunia dalam kosmologi Hindu seringkali dijelaskan sebagai hasil dari interaksi antara tiga guna ini. Pada awalnya, dalam keadaan Satyam, alam semesta adalah kesadaran murni yang belum termanifestasi. Kemudian, interaksi antara Rajas dan Tamas menghasilkan keragaman dan kehidupan di dalamnya. Penciptaan dan perubahan di dunia fisik adalah hasil dari dinamika yang kompleks antara ketiga guna ini.

Di Dalam konteks filosofis dan kosmologis, Tri Guna ini membantu untuk memahami ajaran Hinduisme yang menjelaskan perubahan dan keragaman di alam semesta, serta bagaimana kesadaran dan energi kreatif berinteraksi dalam penciptaan dan evolusi dunia.

Baca Juga : Berita dan informasi Hindu Kupang dan Hindu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Hindu Dharma di Nusantara Indonesia

ShaDhar006

ShaDhar007

Agama Hindu memiliki banyak aspek yang mencerminkan pemikiran ilmiah dan filosofis yang mendalam. Hindu dalam agama sains" secara arti modern, banyak konsep dan ajaran dalam Ajaran Hindu (Hinduisme) yang selaras dengan prinsip-prinsip ilmiah dan pemikiran para peneliti ilmuwan. Berikut adalah beberapa aspek yang menunjukkan hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan :

Konsep Siklus Keberlangsungan (Samsara): Konsep siklus keberlangsungan dalam Hinduisme menggambarkan pandangan yang sangat mirip dengan hukum kekekalan energi dalam ilmu fisika. Dalam Samsara, kehidupan dan kematian adalah bagian dari siklus alamiah yang tak terputus, di mana energi atau jiwa berpindah dari satu keberadaan ke yang lain. Ini mencerminkan pemahaman tentang konsep energi dan kekekalan dalam alam semesta.

Konsep Karma dalam Hinduisme mengatakan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi yang sesuai. Ini adalah prinsip kausalitas yang berhubungan dengan hukum sebab-akibat dalam sains. Pemahaman ini mencerminkan pandangan tentang kausalitas dan hukum alam yang mendasari banyak ilmu pengetahuan.

Konsep Kosmologi di Hinduisme memiliki pandangan tentang alam semesta dan struktur kosmos yang sering kali bersinggungan dengan konsep-konsep ilmiah. Misalnya, konsep Brahman sebagai realitas tertinggi yang tak tergambarkan mencerminkan gagasan tentang alam semesta yang lebih besar dan misterius yang juga menjadi fokus ilmu pengetahuan.
Kosmologi Hindu merupakan salah satu aspek penting dalam tradisi agama dan filsafat Hindu yang menjelaskan asal mula alam semesta, strukturnya, dan konsep-konsep filosofis terkait. Ini mencakup berbagai pandangan dan pemahaman tentang alam semesta, keberadaan, dan peran manusia dalam konteks kosmik.

Baca Juga : Berita dan informasi Hindu Kupang dan Hindu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Hindu Dharma di Nusantara Indonesia

ShaDhar009

Yoga dan Meditasi ajaran Hinduisme mengembangkan teknik meditasi dan yoga yang melibatkan pemahaman mendalam tentang psikologi manusia dan pengendalian pikiran. Ini memiliki implikasi dalam kajian psikologi modern dan ilmu saraf, menunjukkan bagaimana praktik spiritual Hinduisme telah memahami koneksi antara tubuh, pikiran, dan kejiwaan.

Astronomi dan Kalender Hindu yakni Sistem kalender Hindu memiliki akurasi yang luar biasa dan memiliki dasar dalam pengamatan langit dan gerak planet-planet. Hal ini mencerminkan pemahaman yang baik tentang astronomi dan matematika, dan kontribusi Hindu terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ini.

Pandangan tentang Keanekaragaman Alam di ajaran Hinduisme mengajarkan penghormatan terhadap semua bentuk kehidupan dan konsep kesatuan antara manusia dan alam semesta. Ini mencerminkan pemahaman tentang ekologi dan konservasi yang menjadi fokus ilmu pengetahuan lingkungan modern.

Penting untuk diingat bahwa Hinduisme adalah agama yang sangat beragam dengan berbagai aliran, sehingga pemahaman tentang hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan dapat bervariasi di antara aliran-aliran tersebut. Meskipun Hinduisme memiliki elemen-elemen ilmiah, perlu juga diingat bahwa agama ini juga sangat spiritual dan filosofis, yang berfokus pada aspek-aspek seperti pencarian makna dan tujuan hidup, etika, dan transformasi pribadi. Oleh karena itu, walaupun ada persinggungan dengan ilmu pengetahuan, Hinduisme juga memiliki dimensi spiritual yang sangat mendalam, Ungkap Ketut Donder. Bahkan teori ledakan Big bang itu sendiri terungkap di dalam ajaran Kitab Suci VEDA, dalam filsafat Hindu awal mula penciptaan semesta ini sunya (kosong) lalu mewujud berbagai materi unsur semesta, seperti terciptalah berbagai unsur-unsur berbagai elemen, dalam Ajaran Hindu Upanishad pun disebutkan awalnya Asura diciptakan kemudian para Dewata dan selanjutnya diciptakan Manusia itu sebagai Nol (0) Puyung, tidak negatif tidak positif, untuk menyeimbangkan element Asura menjadi sifat Dewata, hal ini sangat terkait dengan elektron (muatan negatif -), proton (muatan positif +) dan neutron (netral).

Pada tahap selanjutnya, pembahasan melibatkan hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan modern. Konsep dalam Hinduisme seperti siklus keberlangsungan (Samsara), karma, kosmologi, yoga, meditasi, astronomi, dan pandangan tentang keanekaragaman alam semesta mencerminkan pemikiran yang memiliki persamaan dengan prinsip-prinsip ilmiah. Hinduisme dilihat sebagai agama yang mencakup aspek ilmiah dan filosofis yang mendalam.

ShaDhar010

Foto Hindukupang.com :  Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag menyerahkan Buku Saku Spiritual Generasi Emas Hindu Nusantara
Kepada Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur Bapak Dr. Ir. I Gusti Bagus Adwita Arsa, MP

Dalam konteks filosofis, menurut Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag menjelaskan tahap-tahap pembelajaran dalam tradisi Hindu, seperti Sravanam, Mananam, dan Nididhyasana, digambarkan sebagai upaya untuk memahami dan menginternalisasi ajaran-ajaran spiritual dan filosofis. Tahap Sravanam berfokus pada mendengarkan ajaran-ajaran dari guru, Mananam melibatkan kontemplasi dan refleksi, dan Nididhyasana melibatkan meditasi mendalam dan pengendapan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.

Sravanam, Mananam, dan Nididhyasana adalah tiga tahap penting dalam proses pembelajaran dalam tradisi filosofis Hindu, terutama dalam ajaran Vedanta. Ini adalah tahap-tahap yang dirancang untuk memahami dan menginternalisasi ajaran-ajaran spiritual dan filosofis dari teks-teks klasik Hindu. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing tahap ini:

Sravanam: Tahap pertama dalam belajar adalah Sravanam, yang berarti "mendengarkan" atau "mengikuti pendengaran." Pada tahap ini, seorang siswa mendengarkan ajaran-ajaran spiritual dan filosofis dari guru atau pandit yang berpengetahuan dalam tradisi Hindu. Guru menjelaskan konsep-konsep penting, ajaran-ajaran, dan teks-teks suci seperti Upanishad, Bhagavad Gita, atau Vedanta. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman awal tentang ajaran-ajaran tersebut melalui pendengaran dan refleksi atas apa yang telah didengar.

ShaDhar011

ShaDhar012

Mananam: Setelah mendengarkan ajaran-ajaran tersebut, tahap selanjutnya adalah Mananam, yang berarti "mengkontemplasikan" atau "menghubungkan." Pada tahap ini, siswa merenungkan dan merenungkan ajaran-ajaran yang telah mereka dengar sebelumnya. Mereka mencoba untuk memahami ajaran tersebut lebih dalam, mengaitkannya dengan pengalaman hidup mereka sendiri, dan mengatasi keraguan atau ketidakpahaman yang mungkin muncul selama proses ini. Mananam membantu mengkonsolidasikan pemahaman dan melatih pikiran untuk berpikir kritis tentang ajaran-ajaran spiritual.

Nididhyasana: Tahap terakhir adalah Nididhyasana, yang berarti "meditasi mendalam" atau "pengendapan." Pada tahap ini, siswa merenungkan ajaran-ajaran dengan penuh konsentrasi dan kontemplasi yang mendalam. Tujuannya adalah untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan pengalaman langsung dari ajaran-ajaran tersebut. Nididhyasana melibatkan meditasi dan refleksi yang mendalam, dan seringkali melibatkan praktik spiritual seperti Yoga dan Japa Mantra. Ini adalah tahap di mana seseorang mencoba untuk menginternalisasi ajaran-ajaran Spiritual Hindu tersebut sehingga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Penting untuk diingat bahwa proses ini dalam tradisi Hindu adalah berkelanjutan dan dapat memakan waktu bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup. Ini adalah upaya yang serius dan mendalam untuk mencapai pemahaman spiritual yang mendalam dan transformasi diri. Selain itu, memiliki seorang guru yang kompeten dan berpengalaman sangat penting dalam membimbing siswa melalui tahap-tahap ini. Agama Hindu tidak sulit mencari rujukan science , secara filsafat tattwa,  materi dan spiritual, karena tempat yang sama yakni Dunia ini adalah Pengejawantahan dari yang tiada menjadi ada yang Metafisis menjadi Fisik, atau skala. Begitupun Kesadaran cosmos dan implementasi secara ritual semua terungkap jelas dalam setiap Pupuh dan ajaran Suci Hindu.

Di dalam Kitab Suci Hindu Manava Dharmasastra (MDS) disebutkan : 

MĀNAVA DHARMAŚĀSTRA - SLOKA V-109

अद्भिर् गात्राणि शुद्ध्यन्ति मनः सत्येन शुद्ध्यति
विद्यातपोभ्यां भूतात्म बुद्धिर् ज्ञानेन शुद्ध्यति


adbhir gātrāṇi śuddhyanti manaḥ satyena śuddhyati
vidyātapobhyāṁ bhūtātma buddhir jñānena śuddhyati

Artinya :

Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar.

ShaDhar014

Dalam akhir acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali dan juga pembagian Buku Saku Spiritual "Generasi Emas Hindu Nusantara" dan majalah Wartam, kemudian dilanjutkan sesi foto bersama umat Hindu dan tamu undangan.  Pembagian buku saku spiritual, "Generasi Emas Hindu Nusantara," serta majalah Wartam menjadi bukti nyata bahwa Ajaran Hindu Dharma (Hinduisme) tidak hanya memiliki dimensi spiritual yang mendalam, tetapi juga mengandung unsur-unsur yang sejalan dengan ilmu pengetahuan modern. Selanjutnya dilaksanakan SembaHyang Puja Tri Sandhya dan KramaNing Sembah bersama di Utama Mandala Pura Agung Giri Kertha Bhuwana , Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.(Hindukupang/Guntara)

Adapun buku-buku Filsafat (Tattwa) Hindu dari Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bisa diakses Kunjungi Disini , dan Juga Buku Ajaran Hindu dari Penulis Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag juga bisa kunjungi disini.

ShaDhar008

Foto Hindukupang.com : Bersama Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali, yang juga sebagai Anggota Tim Pengkaji Kitab Suci Hindu Sarasamuccaya, Bhagawadgita dan Catur VEDA, serta pada Bulan November 2023 akan dikaji Rg VEDA sesuai Permintaan Dirjen Bimas Hindu.

ShaDhar013

 

Baca Juga : Berita dan informasi Hindu Kupang dan Hindu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Hindu Dharma di Nusantara Indonesia