Hindukupang.com - NTT, Pada Hari Saniscara, Umanis Wuku Medangkungan, yang jatuh pada Hari Sabtu, 7 Oktober 2023, pukul 15:30-18:45 WITA, bertempat lokasi Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi saksi kedatangan Ida Pandita Rsi Acharya Swi Rarendra Mahadharma. Kunjungan Ida Pandita Rsi Rarendra ke Kota Kupang ini tak hanya sekadar kunjungan biasa, melainkan dalam rangka menghadiri undangan pernikahan dari anggota keluarga ipar.
Selama kunjungan ini, Ida Rsi Rarendra, yang sebelumnya bernama Walaka Dr.Ketut Arnaya,MM pun pernah juga mengunjungi Kota Kupang pada tahun 1992, Sebelum menjadi Pandita Ida Rsi, saat Walaka Beliau pun pernah sebagai Ketua Ekonomi dan Kesejahteraan pada Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat periode 2013 silam.
Adapun Perjalanan Beliau dalam Pendidikan formal , beliau pernah meraih gelar :
S3, (Doktor), Manajemen Pendidikan pada Universitas Negeri Jakarta, dengan Yudicium Cum Laude (8 April 2009)
S2, Magister Manajemen (Keuangan) pada STIE-IPWIJA Jakarta (2004)
S1, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Mataram (1977)
Serta saat masih aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak tahun 1977 pada Kanwil Departemen Perdagangan Propinsi NTB di Mataram. Kemudian Beliau juga pernah pada tahun :
2001 – 2009 : Direktur Utama (CEO) PT Sarinah (Persero), BUMN
2007 – 2009 : Komisaris PT Sari Arthamas Hotel Internasional, Jakarta
1995 – 2001 : Commercial Counsellor (Atase Perdagangan), di KBRI Wina – Austria,
1991 – 1995 : Kepala Sub Direktorat pada Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan di Jakarta
1984 – 1991 : Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, di Kanwil Departemen Perdagangan Propinsi NTB di Mataram.
Di Luar Dinas/setelah Pensiun , Beliau juga pada tahun :
i. 2018 – kini : Vice President World Hindu Parisad (WHP), di Denpasar
ii. 2018 – kini : Pengurus Veda Poshana Ashram (VPA Pusat) di Denpasar
iii. 2015 – kini : Dosen Pascasarjana dan S1 Undiknas dan Universitas Warmadewa
iv. 2016 - kini : Dosen Warmadewa International Program (klas internasional)
v. 2015 – kini : Ketua Yayasan Pitra Yadnya Indonesia, di Jakarta
vi. 2011 – kini : Ketua Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan dalam Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
vii. 2009 - 2017 : Dosen Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Swiss German University (SGU) dan Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta
viii. 2009 – 2015 : Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Tangerang Selatan
ix. 2011 - 2021 : Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
x . 2009 – 2010 : Program Studi Magister Manajemen, Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta,
xi 1988 – 1991 : Dekan Fakultas Ekonomi Univ. Mahasaraswati Mataram di Mataram.
xii. 1984 – 1988 : Pembantu Rektor II (Bidang Administrasi dan Keuangan) Universitas Mahasaraswati Mataram di Mataram.
xiii. 1981 – 1984 : Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram (Perguruan Tinggi Swasta/PTS).
Berbagai Penghargaan pernah diraih Beliau saat masih aktif bekerja dalam Bidang Ekonomi yaitu sebagai :
1. Finalis best CEO (23 finalis dari 600 CEO BUMN dan Swasta Tbk) dalam Anugrah Business Indonesia (2008).
2. The best CEO on Crisis Management pada BUMN dan CEO BUMN Award dari Kementerian BUMN (2006),
3. Business Indonesian Awards, dari International Acheivement Foundation di Jakarta (2004),
4. Satya Lancana Karya Satya 30 tahun dari Presiden RI ( 2008)
5. Satya Lancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden R.I. (2000),
6. Satya Lancana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden R.I. (1995),
Di Pertemuan Sharing Dharma (ShaDhar) bersama umat Hindu Kupang membahas berbagai aspek dalam ajaran Hindu. Acara ShaDhar ini dihadiri oleh Wakil Ketua PHDI Kota Kupang Bapak Ir.I Wayan Sumartika,M.Si, Tokoh Hindu Kupang NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Bagus Arjana,M.S., Sekretaris Pinandita Sanggraha Nusantara NTT Bapak Pinandita Supardi,S.Pd, Ketua Ikatan Cendikiawan Hindu (ICHI) NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si,M.Si, Kemudian Wanita Hindu Dharma Indonesia Kupang NTT, Tokoh Banjar Dharma Agung Kupang Bapak I Ketut Suardita, Ketua Lembaga Pengembangan Dharma Gita (LPDG) Provinsi NTT Bapak I Nengah Aditanaya,S.Pd.,M.M, Ketua Pengempon Pura Agung Giri Kertha Bhuwana Bapak I Nengah Pustaka, Alumni KMHDI, Puskor Hindunesia sdr.Rary Triguntara,SKM serta umat Hindu Kupang.
Salah satu topik yang dibahas oleh Ida Pandita Rsi Acharya Swi Rarendra Mahadharma adalah "Sapta Dharmaning Pandita" atau tujuh kewajiban seorang pendeta dalam kepercayaan Agama Hindu. Ida Rsi Rarendra mengatakan Kewajiban-kewajiban ini ada Tujuh (Sapta) termasuk diantaranya yaitu : memuja matahari (Surya Sevana), mempelajari Veda, mengajarkan Veda, membimbing dan melayani umat dalam pemujaan (Lokaphala Seraya), menerima Daksinam, dan memberikan daksinam pada Umat, serta melakukan Tirtha Yatra Kunjungan Ke Tempat Suci Hindu seperti Pura, Mandir, Candi Hindu, dll. Kemudian Ida Rsi Rarendra menjelaskan dalam Hidup ini ada lahir eka Jati dari rahim Ibu, dan ada juga lahir kedua kali (Dwi Jati) yaitu dari Ilmu Pengetahuan Suci VEDA sesuai tuntunan Guru Nabe yang kemudian mendapatkan Abhiseka nama yang baru. Bahkan umat Hindu dalam Upacara kematian juga Mediksa melalui NgAksara. Jadi pilihan kembali pada setiap umat mau Mediksa saat masih Hidup ataukah saat kematian tiba, ungkap Ida Rsi. Maka Selama masih Hidup sebagai seorang Hindu Dharma segera perdalam Jnana Yoga, Ilmu Pengetahuan Suci VEDA, menemukan Guru sebagai tuntunan Kesadaran Diri jalan menuju Spiritual sesungguhnya Sang Atman (Roh Suci) yang bersemayam dalam berbagai lapisan tubuh (Sarira).
Selain itu, Ida Rsi Rarendra juga membahas konsep "Sapta Padi," yang merupakan tujuh langkah sukses dalam berumah tangga menurut ajaran Hindu. Langkah-langkah ini mencakup memperoleh makanan, meningkatkan kesehatan, mendapatkan kekayaan, mencapai kebahagiaan, mendapatkan keturunan, menjaga kesetiaan, dan membangun persahabatan.
Dalam acara tersebut, Ida Rsi Rarendra juga membagikan pengetahuannya tentang kitab suci Hindu yang disebut VEDA dan pentingnya mengenalnya sejak dini bagi umat Hindu. Beliau juga menjelaskan sejarah kitab suci Veda, yang dianggap sebagai wahyu atau sabda suci langsung dari Brahman, Tuhan Hyang Maha Kuasa. Kitab suci ini diterima melalui meditasi oleh para Maharsi Suci secara mendalam yang disebut dengan Anubhawa, mikrocosmos menyatu dengan alam semesta (macrocosmic) sehingga Para Maharsi bisa mendengarkan (Sruti) sabda Suci Brahman. Kitab VEDA Sruti berarti yang didengar, dan merupakan wahyu, sabda suci langsung dari Brahman.
Selama pertemuan, Ida Rsi Rarendra menggarisbawahi pentingnya Panca Sradha, yaitu keyakinan dalam Veda sebagai kitab suci dengan koridor kepercayaan Hindu. Beliau juga menjelaskan konsep hukum alam semesta yang disebut Rtam dan hukum karma yang bersifat abadi, mengikat semua orang, sempurna, dan universal.
Tirtha Yatra, perjalanan ke berbagai Pura suci, juga dibahas dalam konteks spiritualitas Hindu. Kepercayaan ini menyatakan bahwa melinggih di Pura-pura tersebut akan membantu seseorang saat hari peradilan tiba, yaitu saat kematian menjemput.
Dalam penutup, Ida Rsi Rarendra menekankan pentingnya doa dan sembaHyang dalam kehidupan Hindu. Ia menyebutkan bahwa doa adalah ungkapan rasa syukur dan terima kasih, dan dalam SembaHyang Hindu, terdapat tiga elemen utama dalam setiap doa, yaitu syukur, permohonan, dan pengampunan. Ia juga menekankan bahwa ajaran Hindu adalah ajaran yang fleksibel, rasional, dan ilmiah, dan mengajak umat Hindu untuk bangga memeluknya.
Ida Rsi Rarendra juga memberikan motivasi kepada para orang tua Hindu di Kupang, agar anak-anaknya bisa bangga dengan agama Hindu, dan ia menegaskan bahwa meskipun terkadang terlihat rumit, ajaran Hindu sebenarnya sederhana, mudah, dan praktis. Sloka 9.29 dari Kitab Suci Hindu Bhagawad Gita juga disampaikannya, mengingatkan tentang pentingnya kasih sayang terhadap semua makhluk sebagai bagian dari ajaran Hindu.
Dalam berakhirnya acara Sharing Dharma (ShaDhar) bersama Hindu Kupang, Ida Rsi Rarendra menyebutkan bahwa menjadi Manusia Hindu adalah sebuah kehormatan yang mulia, karena ajaran ini memberikan pemahaman tentang bagaimana memutus reinkarnasi atau kelahiran berulang. Kitab Suci Hindu Sarasamuccaya, melalui Sloka 2-4, juga menggambarkan keagungan menjadi seorang manusia Hindu yang memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai spiritual dalam kehidupan. Dengan demikian, kunjungan Ida Pandita Rsi Acharya Swi Rarendra Mahadharma ke Kota Kupang memberikan wawasan berharga tentang ajaran Hindu dan nilai-nilainya yang mendalam. Ida Rsi Rarendra juga menitipkan Poster Doa Hindu Sehari-Hari yang bisa diterapkan bagi Generasi Muda-Mudi Hindu di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk memperkuat Sradha dan Bhaktinya kepada Brahman Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Hyang Maha Kuasa. (Hindukupang/Guntara)
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 07 October 2023
- Hits: 539