Bimas Hindu NTT Pembinaan Penguatan Penyuluh Agama Hindu Serta Pendharmawacana Pada Media Elektronik
Foto Bersama Bapak Drs. H. Ibrahim Arif , Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama RI Provinsi Nusa Tenggara Timur Bersama Pembimas Hindu Provinsi NTT Ibu Dra.Ni Wayan Sunarsih,M.M, serta Narasumber.
Hindukupang.com - NTT , Kantor Bimbingan Masyarakat Hindu Kanwil Kementerian Agama Republik Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan kegiatan Pembinaan dan Penguatan Penyuluh dan Pendharmawacana berbasis media elektronik, bertempat di Aula Hotel Sahid T-More, Kota Kupang NTT Pada 3 September 2023.
Acara yang berlangsung pada jam 09:00-16:00 Wita ini menghadirkan 3 Narasumber diantaranya yang pertama Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur Bapak Dr.Ir.Wayan Darmawa,MT , kedua adalah Praktisi media digital informasi keumatan dan Pendiri Portal www.Hindukupang.com yaitu sdr.Rary Triguntara,S.KM , yang ketiga adalah Juri Utsawa Dharmagita (UDG) NTT dan juga Pendharma Wacana Bapak Anak Agung Gde Sayang Mega Putra,SE yang juga merupakan Lurah Fatubesi. Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penyuluh Hindu ini dipandu secara panel oleh Moderator Bapak Dr.I Putu Yoga Bumi Pradana,S.Sos.,M.Si.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bapak Drs. H. Ibrahim Arif , Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Provinsi Nusa Tenggara Timur mewakili Bapak Kakanwil yang berhalangan hadir karena mengikuti kegiatan di Kendari, kemudian hadir Pembimas Hindu Provinsi NTT Ibu Dra.Ni Wayan Sunarsih,M.M, Pembimas Buddha Provinsi NTT Bapak Artadi Wijaya,S.Ag, Bimas Kristen Bidang Penyuluh Ibu Jenny A.F. Saefatu,S.Pd, Bimas Katolik adm.bidang Penyuluhan Bapak Valentinus D.Keun,S.Fil, Ketua PHDI NTT Bapak Wayan Darmawa, Ketua WHDI NTT Ibu dr.Dewa Ayu Suswati, Ketua Yayasan Upanisada, Lembaga Dharma Duta Kota Kupang, Penyelenggara Bimas Hindu Kota Kupang, Badan Penyiaran Hindu NTT, Pinandita Sanggraha Nusantara Korwil NTT, Pembina Dharma Wacana Bapak Prof.I Gusti Bagus Arjana, Bapak Prof.I Nyoman W.Mahayasa, Ketua Demisioner Banjar Dharma Agung Kupang Bapak I Komang Gejir dan Bapak Ir.I Wayan Sumartika,M.Si, Para Tamu Undangan serta Para Peserta Dharma Duta Penyuluh Agama Hindu lingkup Kota Kupang.
Pembukaan acara dimulai oleh MC Bapak Yanto Pededu,SH, dilanjutkan dengan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya kemudian Pembacaan Sloka dari Kitab Suci Hindu Sarasamuccaya oleh Bapak I Komang Gejir, Laporan Ketua Panitia Bapak Pancami Taruna Sulistyo Samosir. S.Fil.H dan Pembacaan Doa oleh Bapak Pinandita Supardi. Selanjutnya sambutan dari Bapak Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Drs. H. Ibrahim Arif.
Beliau mengatakan Penguatan Moderasi Beragama di Provinsi Nusa Tenggara Timur perlu terus dilakukan sebagai bagian dalam menjaga toleransi. Dalam hal ini ada 3 arah kebijakan Kementerian Agama tahun 2021 yang ditetapkan Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas dalam Rakernas Kementerian Agama tahun 2021, yang masih berlaku hingga saat ini yakni Moderasi Beragama, Transformasi digital, Good Governance. Arah kebijakan itu juga dituangkan dalam 7 kebijakan prioritas Kementerian Agama RI dalam spirit moderasi beragama yang menjadi payung besar seluruh program prioritas, ungkap Bapak Drs. H. Ibrahim Arif , Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2020 Kementerian Agama RI memiliki Visi yaitu “Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”.
Kemudian Misi Kementerian Agama RI adalah meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama, memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama, meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata, meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu, meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan, memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
Tugas Kementerian Agama RI adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Tujuan pembangunan Kementerian Agama ada 2 yaitu di Bidang Agama dan Bidang Pendidikan Keagamaan. Menteri Agama juga Tegaskan Moderasi Beragama sangat Penting dalam memperkuat Negara.
Foto Narasumber (kiri ke kanan) : Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Bapak Dr.Ir.Wayan Darmawa,MT (Pemateri 1) ,
Moderator Bapak Dr.I Putu Yoga Bumi Pradana,S.Sos.,M.Si, Kemudian Praktisi media digital informasi keumatan dan Pendiri Portal www.Hindukupang.com yaitu sdr.Rary Triguntara,S.KM (Pemateri 2), yang ketiga adalah Juri Utsawa Dharmagita (UDG) NTT dan juga Pendharma Wacana Bapak Anak Agung Gde Sayang Mega Putra,SE (Pemateri 3)
Ketiga Narasumber dalam acara Kegiatan Pembinaan Penguatan Penyuluh Agama Hindu Serta Pendharmawacana Pada Media Elektronik Tanggal 3 September 2023 Di Hotel Sahid Timore Kupang ini diantaranya membawa materi mengenai :
Strategi Penguatan Konsep Moderasi Beragama bagi Penyuluh dan Pendharmawacana oleh Bapak Dr.Ir.Wayan Darmawa,M.T,
Penggunaan Media Elektronik dalam Mewujudkan Pembinaan Umat Hindu berbasis Transformasi Digital oleh sdr.Rary Triguntara,S.KM.
Penguatan Karakter Penyuluh dan Pendharmawacana melalui Literasi Kitab Suci Weda oleh Bapak Anak Agung Gde Sayang Mega Putra,S.E
Narasumber Pertama mengenai Strategi Penguatan Konsep Moderasi Beragama bagi Penyuluh dan Pendharmawacana oleh Bapak Dr.Ir.Wayan Darmawa,M.T, menjelaskan Sloka-Sloka Implementatif Moderasi Beragama. Kunci toleransi moderasi beragama ditengah kemajemukan diajarkan pada Sloka Kitab Suci Agama Hindu yaitu Atharvaveda XII.I.45 menyatakan:
Janam bibhrati bahudha vivacasam, nanadharmanam prthivi yathaukasam, sahasram dhara dravinasya me duham, dhruveva dhenur anapasphuranti
Artinya : Semua orang berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda, dan memeluk Agama (kepercayaan) yang berbeda-beda, sehingga bumi pertiwi bagaikan sebuah keluarga yang memikul beban. Semoga Ia melimpahkan kemakmuran kepada kita dan menumbuhkan penghormatan diantara kita, seperti seekor sapi betina kepada anaknya.
Kewajiban hidup rukun, untuk mengasah kekuatan sikap hidup toleransi, terdapat di sloka Atharvaveda VII.52.1:
Samjnanam nah svebhih, Samjnanam aranebhih, Samjnanam asvina yunam, ihasmasu ni ‘acchalam.
Artinya semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang yang dikenal dengan akrab, semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang asing, semoga memberkahi kami dengan keserasian (kerukunan/ keharmonisan).
Kelanggenggan sebuah toleransi sumber utamanya dari kekuatan kewajiban masing-masing umat beragama, di dalam sloka Atharva Veda III.8.5 :
Sam vo manamsi sam vrata sam akutir namamsi, Ami ye vivrata sthana tan vah sam namayamasi
Artinya: Aku satukan pikiran, dan langkahmu untuk mewujudkan kerukunan di antara kamu. Aku bimbing mereka yang berbuat jahat menuju jalan yang benar.
Membangun kerukunan mestinya lebih mudah sebagaimana sloka suci Atharvaveda III. 30.1 :
Sahrdayam sammanasyam, avidvesam krnomi vah, anyo anyam abhi haryata, vatsam jatam ivighnya.
Artinya Wahai umat manusia, Aku memberimu sifat-sifat ketulusan, keikhlasan, mentalitas yang sama dan perasaan berkawan tanpa kebencian. Seperti halnya induk sapi mencintai anak-anaknya yang baru lahir, begitulah seharusnya kalian saling mencintai satu sama yang lain.
Toleransi tanpa sekat kemajemukan sesuai ajaran “Tat Tvam Asi”, Aku adalah Kamu dan Kamu adalah Aku, itu diperkuat di Kitab Suci Hindu Bhagawad Gita.XIII.28 yang menyatakan :
“Samam pasyani hi sarwatra, sama wasthitam iswaram,
na hinasty atmana’tmanam,tato yati param gatim”
Artinya Sesungguhnya ia yang melihat Tuhan bersemayam sama dimana-mana, ia tidak akan menyakiti jiwa dengan jiwa dan ia pun mencapai tujuan utama.
Strategi Pelaksanaan Moderasi Beragama Hindu memiliki Tiga landasan pelaksanaan yang pertama Sastravada, moderasi beragama Hindu haruslah didasarkan pada ketentuan-ketentuan Pustaka Suci Veda dan dan Susastra Veda.
Yang Kedua adalah Budhivada, moderasi beragama ditransformasikan berdasarkan kesadaran budhi yang jernih sesuai susila/Etika.
Yang Ketiga yaitu Premavada, yaitu berbicara soal-soal agama hendaknya didasarkan pada kasih sayang sesuai susila/Etika.
Prinsip pelaksanaan Moderasi Beragama Hindu melalui
Prinsip membidik, penguatan tepat sasaran.
Prinsip roda, memberikan materi moderasi yang menjadi focus.
Prinsip akar, moderasi beragama Hindu dijabarkan secara meluas melalui penjelasan sloka-sloka
Prinsip menuang air, materi moderasi beragama disampaikan secara sedikit demi sedikit.
Prinsip membungkus, moderasi beragama pada akhir mengulas kata-kata kunci.
Narasumber Kedua yaitu Penggunaan Media Elektronik dalam Mewujudkan Pembinaan Umat Hindu berbasis Transformasi Digital oleh sdr.Rary Triguntara,S.KM , menjelaskan Pengertian Digital, Etimologi Digital berasal dari kata Digitius, dalam bahasa Yunani yang memiliki arti jari jemari. Jari jemari seseorang berjumlah sepuluh (10) yang terdiri dari 2 radix, total digit yang menjadi dasar suatu sistem bilangan yaitu 1 dan 0. Menurut KBBI, arti digital adalah berhubungan dengan coding / kode angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu. Digital adalah teknologi apa pun yang memungkinkan kita untuk menyimpan, menghasilkan, dan memproses berbagai data.
Pengertian Transformasi Digital mencakup Perubahan menuju penggunaan teknologi dari analog menjadi digit (basis data) dalam segala aspek kehidupan. kemajuan Dalam era digital, transformasi digital telah membawa kemajuan pesat dalam berbagai sektor dan Peluang Transformasi digital untuk memperbaiki kualitas hidup dan membuka jalan bagi kemajuan.
Data Pengguna Digital 2023 , merujuk katadata jumlah pengguna internet di seluruh dunia sudah mencapai 5,16 miliar orang pada Januari 2023. Jumlah tersebut mencapai 64,4% dari populasi global yang totalnya 8,01 miliar orang.
Untuk Akses terbanyak Daftar Media Sosial yang digunakan Pengguna Internet di Indonesia usia 16-64 tahun dari sumber Tekno Kompas.com, 14/02/2023 mencakup pengguna :
WhatsApp 92,1 Persen , Instagram 86,5 Persen, Facebook 83,8 Persen , TikTok 70,8 Persen , Telegram 64,3 Persen , Twitter (X) 60,2 Persen. Rata-rata pengguna akses internet selama 8 jam 36 menit dalam satu hari. Sekitar 37,5 Persen dari 24 Jam waktu dihabiskan di depan Gadget Internet, pada sumber Kompas 31 Mei 2022.
Menurut Rary Triguntara, yang juga merupakan Alumni Ketua PD.KMHDI NTT (2003-2005 dan 2005-2007), menjelaskan Media Elektronik yang digunakan dalam Pembinaan Umat Hindu bisa berupa Media Website, Aplikasi Hindu, maupun Video Meditasi dan Yoga. Website Hindu Portal informasi yang memberikan pemahaman mengenai Tattwa dan Susila serta RituaL Hindu dan berbagai multimedia. Aplikasi Hindu merupakan Media berbasis mobile apps yang bisa diakses dari gadget, berisi fitur Hindu , Sloka Kitab Suci, Renungan harian, hingga Kisah Cerita Hindu. Video meditasi dan Yoga berisi Website video Youtube maupun Sosmed (instagram, Tiktok) yang menawarkan berbagai video Hindu, Senam Yoga dan meditasi, sehingga membantu umat berhubungan dengan diri mereka sendiri.
Manfaat Penggunaan Media Elektronik dalam Pembinaan Umat Hindu , Pertama Memudahkan Penyebaran Informasi artinya Dalam era digital, informasi dapat disebarkan dengan cepat dan mudah melalui berbagai platform digital. Kedua Berkomunikasi Secara Efektif yang berarti Media digital memungkinkan komunikasi interaktif dengan umat lain, guru, dan penceramah. Ketiga adalah Akses Informasi yaitu Digitalisasi memungkinkan akses informasi yang lebih mudah dan jangkauannya lebih luas.
Beberapa Tantangan Dalam Pengimplementasian Transformasi Digital di Kalangan Umat Hindu, mencakup Teknologi yang mahal seperti memiliki gadget, HP/smartphone, harus memiliki pulsa paket data internet atau wifi, dan juga keterjangkauan sinyal di pelosok NTT. Biaya untuk menggunakan teknologi digital masih terlalu mahal untuk beberapa umat.
Tantangan kedua Tingkat Literasi Digital yang Rendah, Tingkat literasi digital yang masih rendah membuat umat kesulitan dalam mengimplementasikan teknologi digital.
Kemudian Penerapan Teknologi belum memadai, Guna membuat transformasi digital menjadi aksesible dan berdaya guna, metode dan teknologi digital harus diimplementasikan dengan tepat.
Contoh Penggunaan Media Elektronik Dalam Pembinaan Umat Hindu diantaranya seperti Belajar Sanskrit (Sansekerta), Platform digital belajar bahasa Sanskrit maupun Aksara yang interaktif, dengan dukungan penuh dari guru profesional.
kedua Veda Digital, penerjemahan Kitab Suci Hindu VEDA yang menggunakan teknologi modern untuk membuat lebih mudah diakses dan dipahami oleh umat Hindu global.
Ketiga yaitu Virtual Puja merupakan Platform digital yang menggunakan teknologi VR untuk menyediakan pengalaman puja yang jauh lebih realistis secara virtual.
Menurut Rary Triguntara, Semua Platform digital memiliki indikator ukuran berupa lalu lintas data akses dan pengunjung, seperti Website hindukupang.com yang dilaunch 2 Mei 2015, sesuai data Update 1 Sept 2023, untuk Rata-rata harian : 533 pengunjung, dan Mingguan mencapai 2.242.
Total Data Pengunjung Website Hindukupang.com mencapai 4.375.335.
Jika dibandingkan dengan Sensus BPS Jumlah Penduduk NTT tahun 2022 yaitu 5.466.285 maka sudah keterjangkauan 80,04 % Populasi pembaca/pengunjung website.
Ada juga 4 Aspek Pengukuran Status Literasi Digital Indonesia Tahun 2022, dari Kementerian Kominfo RI, yaitu
Digital Skill, Digital Ethics, Digital Culture dan Digital Safety dengan berbagai indikatornya, ungkap Guntara.
Penggunaan Media Elektronik Dalam Mewujudkan Pembinaan Umat Hindu Berbasis Transformasi Digital sangat perlu memahami 5W1H sebagai Dasar Utama. 5W1H tersebut yaitu What (Apa), Where (dimana), When (Kapan), Who (Siapa), Why (mengapa) serta How (bagaimana) suatu peristiwa terjadi.
Pendharma wacana Hindu Kota Kupang dan NTT sangat perlu menguasai 5W1H ini sebagai bagian dari dasar jurnalistik, dan komunikasi, dalam penyebaran ilmu Pengetahuan Suci Hindu atau Pewarta Dharma.
Seperti di Dalam Kitab Suci Hindu Bhagawad Gita Adhyaya IV Sloka 38 ,
na hi jñānena sadṛśam
pavitram iha vidyate
tat svayam yoga-samsiddhaḥ
kälenätmani vindati
Artinya : Sesungguhnya di dunia ini tidak ada kekuatan penyucian yang melebihi kekuatan penyucian melalui ilmu pengetahuan suci. Kepada mereka yang sudah mencapai kesempurnaan praktik Yoganya, setelah beberapa waktu maka kebenaran sejati akan ia temukan di dalam dirinya sendiri.
Maka Penyuluh Hindu perlu untuk terus meningkatkan kualitas diri dan juga rutin membaca, memperkuat Literasi baik digital maupun juga SpirituaL, karena Dharma Duta Penyuluh Hindu memberi Dharma Wacana juga sebagai Teladan di hadapan Umat saat setiap Persembahyangan di tempat Ibadah Pura Hindu.
sebagai pendiri Hindukupang.com , sdr.Rary Triguntara juga menyajikan berbagai arsip foto Pura Pertama yang berdiri di Provinsi NTT yaitu Pura Oebanantha yang berhasil dihimpunnya dengan berkeliling dan wawancara ke berbagai tokoh hindu serta sesepuh hindu Kupang. Nampak Foto Pura Oebanantha warna hitam putih sejak tahun 1950an, kemudian tahun 1960 dan 1970 disajikan arsip Foto Pura Hindu, sebagai bagian dari merubah hard data menjadi soft data adalah juga bagian dari digitalisasi yang perlu diketahui oleh para Pendharma Wacana Hindu di Kota Kupang NTT. Para Peserta berdecak kagum menyaksikan foto-foto bersejarah ditampilkan dan menjadi saksi dari bagian digitalisasi dan arsip Pura yang ada di Kupang NTT. Semua foto tempat ibadah Hindu / Pura di Kupang NTT tempo dulu pun bisa diakses pada situs website hindukupang.com .
Transformasi digital adalah bagian yang tak terelakkan dari kehidupan modern kita. Untuk mewujudkan visi pembinaan umat Hindu yang lebih modern, guna meningkatkan kemampuan beradaptasi, dan menjaga tradisi dengan lebih baik, kita harus memanfaatkan teknologi digital dengan cerdas, informatif dengan Dasar 5W1H, lebih efektif gunakan Media dan terus mengembangkan cara digital untuk kepentingan kita dan umat Hindu secara keseluruhan.
Narasumber Ketiga dengan topik Penguatan Karakter Penyuluh dan Pendharmawacana melalui Literasi Kitab Suci Weda oleh Bapak Anak Agung Gde Sayang Mega Putra,S.E menjelaskan Seorang Pewarta Dharma Perlu untuk Handal dalam menulis, Mahir mewartakan kebenaran, Jujur dan Berani tampil mewartakan Dharma. Semua itu Hanya dapat dicapai bila pewarta dharma memiliki karakter yang kuat, memahami literasi Hindu, dan melaksanakan ajaran dharma dalam kesehariannya. Ada 3 Asas Karakter dalam Pendidikan ( Ki Hajar Dewantara), Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Menurut Bapak Agung, Literasi Hindu yang dibangun adalah berupa materi ajaran Hindu yang bersumber dari pustaka Veda Sruti, Smerti Wiracarita, Purana sumber-sumber Lontar.
Untuk tahap awal semua diawali melalui Itihasa Hindu yaitu Kisah Mahabharata, melalui Kitab Suci Bhagawadgita, Menawarkan cara metode untuk melagukan hidup dengan indah dan menyenangkan. Mengakui adanya kekhawatiran, kemurungan, keputusasaan, patah semangat dan Kegelisahan dalam hidup. Merupakan Mutiara dari semua bentuk dan aliran Filsafat dan Agama.
Bhagavadgita merupakan sintesa dan toleransi terbesar dalam berbagai aliran pemikiran tentang Tuhan.
Ajaran dalam Kitab Suci Hindu Bhagawad Gita diterima di semua agama yang mengakui keesaan akan Tuhan.
Bapak Agung juga menjelaskan di dalam Ajaran Hindu tentang Kisah Mahabharata mengenai Apa itu KURUKSETRA? Sebuah Medan dimana segala peristiwa berlangsung.
Pertarungan antara Naluri dan hati Nurani VS kekuatan buruk yang ada di dalam diri kita, itu Selalu terjadi di setiap makhluk di setiap jaman.
Di dalam membaca dan mepelajari Bhagavadgita diperlukan
kebijaksanaan, menurunkan ego, kemampuan memahami setiap bab secara komprehensif.
Serta juga diperlukan sembahyang, meditasi, agar dapat memahami setiap ajarannya. Bhagavadgita merupakan sebuah untaian mutiara kehidupan yang tidak dapat dipahami dan ditafsirkan secara terpisah. Hal ini perlu dipahami oleh para pewarta dharma dalam mewartakan ajaran dharma,ungkap Agung.
Sloka-Sloka Suci Bhagawad Gita juga dijelaskan :
"Setelah memakai badan ini dari masa kecil hingga muda dan tua, demikianlah jiwa berpisah kebadan lain. Ia yang budiman tidak akan tergoyahkan” (II.IIdan 13 ) .
“Dari mana datangnya duka dan lemah hati? Pada saat kritis seperti ini semangat bukan seperti Ksatriya, tidak luhur dan memalukan Oh Arjuna (II.2) .
“Inilah tingkat kesucian Oh Parta, dia yang telah sampai di tingkat ini, walau maut tiba, tidak akan bingung dan mencapai Nirwana bersatu dengan Brahman” (II.72) .
“ Bila karena memuaskan rasa keakuanmu engkau berpikir aku tidak mau bertempur ini adalah keputusan yang sia-sia, sifat prakerti akan memaksa dirimu. (XVIII.59)
Kemudian Bapak Anak Agung Gde juga menjelaskan di dalam Kitab Bhagawad Gita ada 700 Sloka Percakapan Suci diantara Bhagawan Krishna sebagai Awatara Dewa Wisnu memberi Wejangan pada Sang Arjuna sebelum bertempur menegakkan Kebenaran (Dharma), terdapat Sloka Suci :
“Engkau adalah Bapa Yang bergerak dan Yang Tiada, tujuan memuja, Guru Yang Mulia, Tiada samanya ( XI.43).
“Hatiku lemah, pikiranku kacau balau tentang kewajiban dan bertanya pada-Mu terangkanlah kepadaku dengan pasti mana lebih baik, aku murid-Mu, terangkanlah kepadaku dengan pasti mana lebih baik, aku murid-Mu, aku berlindung, tunjukan padaku” ( II.7).
“Terbebas dari hawa nafsu, takut dan benar, bersatu, berlindung pada-Ku dibersihkan oleh kesucian budi pekerti, banyak yang telah mencapai diri-Ku” (IV.10)
Arjuna:” Jalan manapun yang ditempuh manusia ke arah-Ku semuanya Aku terima dari mana-mana semua mereka menuju pada jalan-Ku, Oh Parta(IV.II).
“Pusatkanlah pikiranmu kepada-Ku, berbakti kepada-Ku, bersujud pada-Ku, sembahlah Aku, engkau akan tiba pada-Ku. Aku berjanji setulusnya padamu sebab engkau Ku-kasihi. Setelah meninggalkan tugas dan kewajibanmu semua. Datanglah kepada-Ku untuk perlindungan, janganlah berduka, sebab Aku akan bebaskan engkau dari segala dosa” (XV III. 65 dan 55).
“Pusatkanlah pikirnmu hanya kepada-Ku, hanya didalam Aku engkau hidup nanti dan ini tidak disangsikan (XII.8)
“Tuhan, Hyang Widhi yang bersemayan dalam hati setiap insan menyebabkan mereka semua berputar Oh Arjuna, beredar dengan prinsip kekuatan maya, seolah-olah beredar diatas mesin belaka” (XVIII.61)
“Kerja seharusnya tidak dilaksanakan sebagai suatu dosa dan melakukan upacara, sedekah dan juga Tapabrata jangan diabaikan (XVIII.3)
“Dia yang bekerja mempersembahkan kerjanya kepada Brahman tanpa motif keinginan apa-apa tidak terjamah oleh dosa (papa), bagaikan air meluncur didaun teratai (V.10)
Itulah sloka-sloka Suci dalam Kitab Suci Hindu Bhagawad Gita yang disampaikan oleh Bapak Anak Agung Gde Sayang Mega Putra di dalam kegiatan Penguatan Karakter Penyuluh dan Pendharmawacana melalui Literasi Kitab Suci Weda. Kemudian Moderator Yoga Pradana memandu dalam sesi tanya jawab dari para peserta penyuluh hindu. Adapun Doa Penutup Kegiatan dibawakan oleh sdri.Tunggal Karsa Tri Mandala Sari.
Penutupan kegiatan ini dilakukan oleh Pembimas Hindu NTT Kanwil Kementerian Agama RI yaitu Ibu Dra.Ni Wayan Sunarsih,M.M , dengan menyampaikan Pembinaan Penguatan Penyuluh Agama Hindu Serta Pendharmawacana Pada Media Elektronik perlu terus dilaksanakan, dengan peningkatan kualitas dan penguatan literasi berdasarkan Kitab-kitab Suci Hindu Veda.
Beliau juga berpesan agar jangan sampai dampak negatif perkembangan jaman didunia digital berpengaruh pada umat hindu, berbagai tantangan di ruang digital yang makin gencar pun agar bisa diminimalisir. Antara lain terlihat pada banyaknya penyebaran konten negatif di media. Para Pendharma Wacana Hindu sebagai Duta Dharma perlu terus mengisi Konten positif dengan peningkatan produktivitas info Kesejukan Kebajikan Dharma bagi Keumatan Hindu di Kupang maupun Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan berpedoman pada Majelis Umat yaitu PHDI, sehingga Umat Hindu memperoleh pengetahuan suci (jnana) dan inspirasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta toleransi dan Moderasi Beragama tetap terjaga dengan baik. (Hindukupang/RyGuN).
Materi Presentasi Ketiga Narasumber Googledrive bisa kunjungi disini
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 03 September 2023
- Hits: 493