(Pembakaran Kremasi Api Suci, 54 Tulang Jenazah dan 3 bayi Keruron di Krematorium Hindu Banjar Dharma Agung Kupang, dalam Upacara Ngaben Ngelungah Massal dan Nyapuh Karang, 7 Mei 2023, areal Pura Prajapati, Alak Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur)
Hindukupang.com - NTT , Pada tanggal 7 mei 2023, bertempat di Areal Pekuburan (Setra) Hindu dan Krematorium Banjar Dharma Agung Kupang, Pura Prajapati, Kelurahan Nunbaun Sabu Kecamatan Alak, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, dilaksanakan Upacara Ngaben (Ngelungah) Massal, dan Nyapuh Karang.
Total Penggalian tulang Jenazah Kuburan Hindu yang telah dilakukan kemarin hari sabtu pada 6 Mei 2023, mencapai 54 Kuburan yang digali, dibongkar untuk diambil tulang jenazah, sekaligus pembersihan Nyapuh Karang areal utama mandala Pura Prajapati pada hari minggu ini.
Upacara Ngaben (Ngelungah) Massal dan Nyapuh Karang di hari minggu (Redite), 7 Mei 2023, yaitu 54 Tulang jenazah dan juga diikuti 3 Kuburan Bayi, keruron, keguguran, dari keluarga duka sehingga total mencapai 57 Sawa yang diikutkan Upacara Api Suci Kremasi, Ngaben (Ngelungah) Massal serta Nyapuh Karang, dipimpin oleh Ida Bhawati I Made Suaba Arianta.
Susunan (Dudonan) Upacara Hindu Ngaben Massal dan Nyapuh Karang ini dimulai jam 07:00 wita, dengan persiapan sarana dan prasarana upacara.
jam 08:00 wita, keluarga duka, Matur Piuning di Pura Prajapati,Manifestasi Sang Hyang Brahma.
Jam 09:00 wita, persiapan 2 lokasi tempat pembakaran tulang jenazah yaitu di gedung krematorium sebanyak 47 tulang jenazah serta di lokasi kremasi api suci sisi bawah krematorium dengan menggunakan alas batang pisang (Gedebong), sebanyak 10 tulang jenazah.
Jam 09:10 wita, masing-masing keluarga yang memiliki nomor peserta Upacara Ngaben (Ngelungah) massal, mulai mengambil sesuai nomor urut, dan kemudian menaruh bungkusan tulang jenazah semuanya ke dalam tungku pembakaran (kremasi) Api Suci.
Jam 09:30 wita Sebelum dilakukan upacara Kremasi (pembakaran) Api Suci, dilakukan persembahan bubur pirata oleh keluarga duka, kemudian "Doa Pitra Puja" menggunakan dupa dan bunga (sekar), yang dipimpin Pinandita I Made Suparta , sekaligus dihadiri dan disaksikan langsung oleh Penjabat Walikota Kupang Bapak George Melkianus Hadjoh, sebagai Guru Wisesa yaitu Pemerintah Daerah Kota Kupang.
Jam 10:00 wita Upacara Ngaben (Ngelungah) massal, dengan Puja (Doa) Mantra dari Ida Bhawati I Made Suaba Arianta, didampingi Pinandita Supardi, Pinandita I Wayan Suparta, Pinandita I Made Suparta, Pinandita Wayan Darmawa, Pinandita I Wayan Kintjed, kemudian Api Suci Kremasi mulai dinyalakan secara bersamaan di dalam gedung krematorium dan juga disisi bawah gedung krematorium disaksikan oleh 57 Sawa (Jenazah) keluarga duka warga hindu Kupang NTT, ada pula yang dari luar pulau NTT yaitu dari lombok, bali serta juga warga sanak family yang terkait didalamnya.
Penjabat Walikota Kupang Bapak George Melkianus Hadjoh,SH hadir melihat Kondisi Pekuburan Hindu dan Pura Prajapati yang sementara renovasi penataan, sekaligus meninjau pelaksanaan Kremasi Api Suci 57 Tulang Jenazah di Upacara Ngaben (Ngelungah) Massal dan Upacara Nyapuh Karang, didampingi oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kupang Bapak I Wayan Wira Susana,SE dan juga Bapak dr. I Wayan Ari Wijana,M.Si (staf ahli pemkot Kupang) serta ditemani Ketua Banjar Dharma Agung Kupang Bapak I Nyoman Pasek Martika dan Ketua Panitia Ngaben yaitu Bapak I Gusti Agung Ngurah Suarnawa,SKM.,M.Kes.
Tujuan dilakukannya Upacara Ngaben (Ngelungah) Massal dan Nyapuh Karang ini untuk membersihkan semua kuburan, makam hindu yang ada di sisi atas dari utama mandala Pura Prajapati, sehingga semuanya dibongkar dan bersih dari tulang jenazah, agar lahan yang sudah diratakan eksavator bisa difungsikan untuk penataan areal utama mandala Pura Prajapati, sedangkan Pekuburan Hindu dipusatkan di sisi bagian bawah dari gedung Krematorium, atau di Kanista Mandala. Rencana Denah (siteplan) pembangunan dan penataan Pura Prajapati ini pun sudah ditempel gambar dan pengumuman di depan ruang krematorium oleh Banjar Dharma Agung Kupang.
Antusias warga masyarakat menyaksikan Upacara Ngaben (Ngelungah) Massal , Kremasi Tulang Jenazah ini, menarik perhatian berbagai pihak hingga Pimpinan Kepala Daerah Kota Kupang karena totalnya mencapai 57 Sawa. Besar harapan umat hindu kupang agar penataan areal pekuburan Hindu di Kota Kupang ini juga bisa ditata dan mendapat perhatian dukungan moril dan materiil dari Pemerintah Kota Kupang NTT.
Makna filosofi dari Upacara Ngaben adalah mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta, Lima element dari tubuh fisik yaitu Api ke api, Air ke air, tanah ke tanah, udara ke udara, dan Ruang ke Akasha.
kemudian setelah kremasi api suci selesai dilaksanakan dibentuk abu tulang jenazah, menjadi wujud kepala, badan, kaki di kain putih "Sekar Puspa Lingga" diisi rerajahan Aksara Suci ONGKARA, dan ONGKARA Sungsang, dibekali bunga sekar , kwangen dan juga uang koin (pis) bolong, sesuai urip jumlah angka pada setiap bagian kepala, badan, tangan dan kaki.
Tulang hasil kremasi kemudian menggunakan tangan kiri dari masing-masing keluarga, digerus , digiling sehingga menjadi halus kemudian dimasukkan kedalam kelapa Kuning Gading yang telah dikasturi dan diukir 10 aksara suci (Dasa Aksara) menggunakan pisau ukir pada kelapa.
Acara selanjutnya adalah semua hasil kremasi Api Suci/pembakaran semua abu dan tulangnya dibungkus kain putih, dan dilanjutkan upacara Mepepegat, memutuskan ikatan , untuk kemudian dihanyutkan ke laut di pantai namosain, kota kupang.
Pada jam 12:30 Wita, dilakukan Upacara Nganyut abu dan tulang hasil kremasi api suci usai Ngaben (Ngelungah) Massal , yang dilaksanakan di pantai Namosain, dipimpin Pinandita I Wayan Suparta, dengan melakukan Upacara Mecaru, penyucian dan matur piuning, serta Kramaning Sembah pada Sang Hyang Baruna (Lautan). Acara selanjutnya menghanyutkan (Nganyut) 57 Abu jenazah Ngaben massal ke dalam laut, yang dibawa oleh masing-masing keluarga serta juga bunga Sekar Lingga dihanyutkan semua ke tengah lautan, dengan membuka kain putih dan melepaskan abu suci menyatu dengan Alam Semesta.
Dan untuk menjaga kebersihan lingkungan pantai dan lautan , berbagai kain putih dan perlengkapan upacara mecaru semuanya dibawa kembali ke areal Krematorium Hindu untuk dibakar.
Jam 13:30 Wita Usai Nganyut di segara lautan pantai Namosain, umat hindu kembali ke Pura Prajapati melakukan Upacara Nyapuh Karang dengan menggunakan banten Mecaru Panca Sata, 5 Sanggah Cucuk, dan mengitari sesuai Prasawiya berlawanan arah jarum jam, guna menyucikan dan membersihkan areal dari utama mandala Pura Prajapati yang telah bersih dari berbagai makam, kuburan Hindu.
dalam Kitab Suci Hindu Bhagawad Gita, Sankhya Yoga, Adhyaya II Sloka 22
वासांसि जीर्णानि यथा विहाय
नवानि गृह्णाति नरोऽपराणि ।
तथा शरीराणि विहाय जीर्णा-
न्यन्यानि संयाति नवानि देही ॥२२॥
vāsāḿsi jīrṇāni yathā vihāya
navāni gṛhṇāti naro 'parāṇi
tathā śarīrāṇi vihāya jīrṇāny
anyāni saḿyāti navāni dehī
Artinya :
Sebagaimana halnya seseorang menanggalkan pakaian yang sudah usang dan mengenakan pakaian yang baru, seperti itu pula Sang Roh (Atma) meninggalkan badan jasmani yang sudah tidak berguna dan memasuki badan jasmani yang baru.
Mengenai Kematian dan Dukacita, Di Dalam Kitab Suci Hindu Sarasamuccaya SLOKA 29 :
Bahasa Sansekerta :
yuvatvāpeksayā bālo vrddhatvapeksaya yuva,
mṛtyorutsangamāruhya sthavira kimapeksate
Bahasa Jawa Kuna :
Nihan parikramaning dadi, kayowaman, anggeh inantining kararayan, ikang kayowanan, si tuha, anggeh inantinika, katemu pwa si tuha, haneng kisapwaning mṛtyu ta ngaranika, aparan tikang anggeh inantinya, nghing sipāti juga, matangnyan usönakena kagawayaning dharmāprawṛtti
Artinya :
Begini peri keadaan manusia/makhluk hidup, yaitu masa muda, tetap dinantikan oleh masa kanak-kanak; masa muda, masa tualah yang dinantikan olehnya; jika masa tua telah tercapai, itu berarti telah berada di pangkuan maut; apakah yang masih dinantikannya; hanya kematian saja; oleh karenanya, hendaklah dipercepat mengusahakan perbuatan yang berdasarkan Dharma (kebajikan, kebenaran).
Sarasamuccaya, Sa Rasa Kamu Harus Percaya. Seluruh Alam Semesta beserta segala isinya selalu hidup berbahagia.
Pada jam 14:00 wita umat hindu dan warga Banjar Dharma Agung Kupang semuanya berkumpul di depan Pura Prajapati untuk mendapatkan air suci pembersihan penglukatan (Prayascitta) serta ucapan terima kasih dari Ketua Panita Nyepi, Ketua Banjar Dharma Agung Kupang dan Juga Ketua PHDI Kota Kupang.
Seluruh alam semesta beserta segala isinya selalu hidup berbahagia. OM Samestha Loka Sukhino Bhawantu. (Hindukupang/Guntara)
#ngaben, #ngelungah, #nyapuhkarang, #hindukupang.com
Kumpulan berbagai Photo Penggalian Kuburan di pekuburan Hindu areal Pura Prajapati Alak Kota Kupang NTT,
Photo , Google Drive 6-7 Mei 2023 , Sumber Kgun, Hindukupang : Kunjungi Disini
Photo Google Drive 6 Mei 2023 , Sumber Bapak Dewa Putra Utama : Kunjungi Disini.
(Catatan : Peringatan bagi yang tidak kuat melihat foto jenazah jangan diklik)
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 07 May 2023
- Hits: 905