Home
Sharing Dharma "SHADHAR" Hindu Kupang NTT : Spiritualitas dan Kosmologi Hindu Membentuk Generasi Emas Hindu Nusantara
Foto Hindukupang.com : Sharing Dharma (ShaDhar) Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT bersama dengan
Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT
Hindukupang.com - NTT, Pada Hari Redite , Paing Wuku Matal, yakni pada hari Minggu dilaksanakan Pertemuan Organisasi Hindu di Kupang dan NTT serta umat Hindu Kupang bersama 2 Guru (S3) Doktor Hindu dari Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, 8 Oktober 2023, jam 15:00-18:00 Wita di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam kunjungan kerja yang telah berlangsung sejak 6 hingga 9 Oktober 2023 di wilayah Kabupaten Belu, Atambua, NTT, dua Guru Doktor Hindu dari Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Bali, telah berinteraksi dengan umat Hindu di wilayah perbatasan antar negara di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan telah memperhatikan dengan seksama aktivitas kehidupan umat Hindu di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kunjungan Kerja beliau berdua ke wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sudah sejak 6-9 Oktober 2023 di wilayah Kabupaten Belu Atambua NTT, dan berjumpa dengan umat Hindu di perbatasan antar negara pada Pos Lintas Batas Negara (PLBN) serta melihat aktifitas keumatan hindu di NTT.
Dalam Pantauan Hindukupang.com Acara yang bertajuk Sharing Dharma (ShaDhar) Pertemuan Organisasi Hindu bersama dengan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT ini melibatkan berbagai pemimpin organisasi Hindu Kupang NTT, diantara hadir dari Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korwil NTT, Ida Bhawati I Made Suaba Aryanta yaitu Ketua PHDI Kabupaten Kupang, Sekretaris PHDI NTT Bapak Dr.Ir.I Gusti Bagus Adwita Arsa,MP, Wakil Ketua PHDI NTT Bapak Pinandita dr.Dewa Putu Sahadewa,SpOG(K), Kemudian Wakil Ketua PHDI Kota Kupang Bapak Ir.I Wayan Sumartika,M.Si, hadir pula Ketua Hindu Peduli Ibu Ni Nyoman Yuliani,S.Si,S.Farm.Apt,M.Si , WHDI Kupang NTT, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kupang Bapak I Ketut Suwijana, Ketua Badan Penyiaran Hindu (BPH) Provinsi NTT Bapak Pinandita Supardi,S.Pd, Ketua ICHI NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si,M.Si , Pengurus Banjar Dharma Agung Kupang Bapak I Gusti Agung Ngurah Suarnawa,SKM.,M.Kes, serta hadir juga Alumni KMHDI sdr. Rary Triguntara Dekornas Puskor Hindunesia, Tokoh Hindu Kupang NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Bagus Arjana,M.S., Sabha Walaka PHDI NTT, Bapak I Nyoman Ramia Pengurus PHDI NTT, Penyuluh pada Bimas Hindu NTT Kemenag RI Bapak Pancami Samosir,S.Fil.H, Pemuda, mahasiswa, Dosen - Dosen Bapak Putu Agus Indrawan, Bapak Wayan Nampa, Ketua Pengempon Pura Agung Giri Kertha Bhuwana Bapak I Nengah Pustaka , Ketua Pengempon Pura Oebanantha Bapak I Ketut Nurata, dan Pengurus Pengempon Pura Wira Tirtha Yudha Bapak Pinandita I Wayan Budiadnya , beberapa ketua Tempekan (Sektor), serta berbagai undangan lainnya.
Adapun berbagai topik yang dibahas pada pertemuan dengan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali bersama umat Hindu di Kota Kupang NTT ini cukup beragam mulai dari : konsep bahwa agama tidak dapat dirasionalkan karena bersifat esoteris, namun dengan peran penting ajaran VEDA Hindu mampu sebagai jembatan pemahaman antara skala dan niskala, para dan Apara Vidya, kemudian pentingnya memahami kosmologi Hindu, serta proses pembelajaran Veda. Dalam konteks ini, kitab suci Hindu diakui sebagai sumber pengetahuan yang sangat ilmiah dan dipelajari oleh para ilmuwan di seluruh dunia.
Diskusi juga menyoroti pengkajian Veda, yang ternyata sangat digemari oleh ilmuwan dan peneliti. Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bahkan mengungkapkan hubungan erat antara medan Quantum energy dan ajaran Veda Hindu. Selain itu, konsep Satyam, Rajas, dan Tamas yang terdapat dalam kosmologi Hindu dijelaskan sebagai bagian integral dari pemahaman Hindu tentang penciptaan dan perubahan alam semesta.
Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D yang juga sebagai penulis dan pengajar "Brahmavidya Teologi Kasih Semesta" adalah ilmu yang mengkaji atau membahas mengenai teologi kasih semesta dalam konteks Brahman, yaitu konsep tertinggi dalam filsafat Hindu. Istilah ini juga mengaitkan konsep ilmu pengetahuan atau pengetahuan (Vidya) tentang Brahman atau aspek-aspek spiritual tertinggi dalam Hinduisme. Brahmavidya teologi kasih semesta dalam kerangka Hinduisme memperdalam pemahaman tentang konsep kasih semesta dalam ajaran Hindu dan bagaimana hal ini terkait dengan pemahaman tentang Brahman sebagai realitas tertinggi.
Pengkajian Veda sangat digemari oleh para ilmuwan dan peneliti, bahkan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D mengungkapkan hubungan kaitan antara medan Quantum energy dan ajaran Veda Hindu sangatlah erat, seperti halnya unsur Panca Datu, logam, berbagai elemen-elemen Panca Maha Bhuta, kemudian Satyam Rajas Tamas, hingga dari Niskala (tak mewujud) menjadi Skala (terukur) dan berwujud. Beliau juga sekaligus sebagai penulis Buku : Panca Dhatu, Atom, Atma dan Animisme, sebuah evolusi konsep tentang pemahaman terhadap substansi yang amat kecil sebagai Asas Hidup dan Kehidupan yang dikenal dengan Philosofiareligiopsikosains. Adapun buku-buku Filsafat (Tattwa) Hindu dari Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bisa diakses Kunjungi Disini , dan Juga Buku Ajaran Hindu dari Penulis Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag juga bisa kunjungi disini.
Foto Hindukupang.com : Rary Triguntara,SKM bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT, dalam Acara Sharing Dharma (ShaDhar) Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT , 8 Oktober 2023, di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Foto Hindukupang.com : Moderator Bapak Prof.Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si,M.Si bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag , Kunjungan dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT, dalam Acara Sharing Dharma (ShaDhar) Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT , 8 Oktober 2023, di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Konsep Satyam, Rajas, dan Tamas adalah bagian integral dari kosmologi Hindu dan berhubungan dengan penciptaan dan perubahan alam semesta. Konsep ini ditemukan dalam ajaran-ajaran Hindu, terutama dalam filosofi Samkhya dan dalam ajaran-ajaran Upanishad. Mereka menggambarkan tiga guna (sifat) utama yang mempengaruhi alam semesta dan segala yang ada di dalamnya:
Satyam: Satyam adalah guna ketenangan, keseimbangan, dan kejernihan. Ini adalah aspek keberadaan yang mewakili kesadaran dan kebijaksanaan. Ketika Satyam dominan, alam semesta dalam keadaan harmoni dan ketenangan. Dalam konteks penciptaan dunia, Satyam mewakili tahap awal, di mana kesadaran murni (Brahman) yang tidak termanifestasi memancar menjadi dunia manifestasi. Ini adalah tahap ketika potensi penciptaan pertama kali muncul.
Rajas: Rajas adalah guna aktivitas, hasrat, dan gerakan. Ini adalah aspek yang memicu perubahan, energi, dan dinamika dalam alam semesta. Ketika Rajas mendominasi, alam semesta mengalami perubahan, pertumbuhan, dan aktivitas yang intens. Dalam konteks penciptaan dunia, Rajas mewakili tahap di mana energi dan daya kreatif mulai bergerak dan menciptakan beragam bentuk dan manifestasi.
Tamas: Tamas adalah guna kegelapan, inersia, dan ketidaksadaran. Ini adalah aspek yang memperlambat atau menghambat perubahan. Ketika Tamas mendominasi, alam semesta cenderung menuju ke keadaan statis, kebingungan, atau ketidaksadaran. Dalam konteks penciptaan dunia, Tamas mewakili tahap di mana energi kreatif memasuki bentuk-bentuk yang lebih konkrit dan munculnya materi fisik.
Penciptaan dunia dalam kosmologi Hindu seringkali dijelaskan sebagai hasil dari interaksi antara tiga guna ini. Pada awalnya, dalam keadaan Satyam, alam semesta adalah kesadaran murni yang belum termanifestasi. Kemudian, interaksi antara Rajas dan Tamas menghasilkan keragaman dan kehidupan di dalamnya. Penciptaan dan perubahan di dunia fisik adalah hasil dari dinamika yang kompleks antara ketiga guna ini.
Di Dalam konteks filosofis dan kosmologis, Tri Guna ini membantu untuk memahami ajaran Hinduisme yang menjelaskan perubahan dan keragaman di alam semesta, serta bagaimana kesadaran dan energi kreatif berinteraksi dalam penciptaan dan evolusi dunia.
Agama Hindu memiliki banyak aspek yang mencerminkan pemikiran ilmiah dan filosofis yang mendalam. Hindu dalam agama sains" secara arti modern, banyak konsep dan ajaran dalam Ajaran Hindu (Hinduisme) yang selaras dengan prinsip-prinsip ilmiah dan pemikiran para peneliti ilmuwan. Berikut adalah beberapa aspek yang menunjukkan hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan :
Konsep Siklus Keberlangsungan (Samsara): Konsep siklus keberlangsungan dalam Hinduisme menggambarkan pandangan yang sangat mirip dengan hukum kekekalan energi dalam ilmu fisika. Dalam Samsara, kehidupan dan kematian adalah bagian dari siklus alamiah yang tak terputus, di mana energi atau jiwa berpindah dari satu keberadaan ke yang lain. Ini mencerminkan pemahaman tentang konsep energi dan kekekalan dalam alam semesta.
Konsep Karma dalam Hinduisme mengatakan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi yang sesuai. Ini adalah prinsip kausalitas yang berhubungan dengan hukum sebab-akibat dalam sains. Pemahaman ini mencerminkan pandangan tentang kausalitas dan hukum alam yang mendasari banyak ilmu pengetahuan.
Konsep Kosmologi di Hinduisme memiliki pandangan tentang alam semesta dan struktur kosmos yang sering kali bersinggungan dengan konsep-konsep ilmiah. Misalnya, konsep Brahman sebagai realitas tertinggi yang tak tergambarkan mencerminkan gagasan tentang alam semesta yang lebih besar dan misterius yang juga menjadi fokus ilmu pengetahuan.
Kosmologi Hindu merupakan salah satu aspek penting dalam tradisi agama dan filsafat Hindu yang menjelaskan asal mula alam semesta, strukturnya, dan konsep-konsep filosofis terkait. Ini mencakup berbagai pandangan dan pemahaman tentang alam semesta, keberadaan, dan peran manusia dalam konteks kosmik.
Yoga dan Meditasi ajaran Hinduisme mengembangkan teknik meditasi dan yoga yang melibatkan pemahaman mendalam tentang psikologi manusia dan pengendalian pikiran. Ini memiliki implikasi dalam kajian psikologi modern dan ilmu saraf, menunjukkan bagaimana praktik spiritual Hinduisme telah memahami koneksi antara tubuh, pikiran, dan kejiwaan.
Astronomi dan Kalender Hindu yakni Sistem kalender Hindu memiliki akurasi yang luar biasa dan memiliki dasar dalam pengamatan langit dan gerak planet-planet. Hal ini mencerminkan pemahaman yang baik tentang astronomi dan matematika, dan kontribusi Hindu terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ini.
Pandangan tentang Keanekaragaman Alam di ajaran Hinduisme mengajarkan penghormatan terhadap semua bentuk kehidupan dan konsep kesatuan antara manusia dan alam semesta. Ini mencerminkan pemahaman tentang ekologi dan konservasi yang menjadi fokus ilmu pengetahuan lingkungan modern.
Penting untuk diingat bahwa Hinduisme adalah agama yang sangat beragam dengan berbagai aliran, sehingga pemahaman tentang hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan dapat bervariasi di antara aliran-aliran tersebut. Meskipun Hinduisme memiliki elemen-elemen ilmiah, perlu juga diingat bahwa agama ini juga sangat spiritual dan filosofis, yang berfokus pada aspek-aspek seperti pencarian makna dan tujuan hidup, etika, dan transformasi pribadi. Oleh karena itu, walaupun ada persinggungan dengan ilmu pengetahuan, Hinduisme juga memiliki dimensi spiritual yang sangat mendalam, Ungkap Ketut Donder. Bahkan teori ledakan Big bang itu sendiri terungkap di dalam ajaran Kitab Suci VEDA, dalam filsafat Hindu awal mula penciptaan semesta ini sunya (kosong) lalu mewujud berbagai materi unsur semesta, seperti terciptalah berbagai unsur-unsur berbagai elemen, dalam Ajaran Hindu Upanishad pun disebutkan awalnya Asura diciptakan kemudian para Dewata dan selanjutnya diciptakan Manusia itu sebagai Nol (0) Puyung, tidak negatif tidak positif, untuk menyeimbangkan element Asura menjadi sifat Dewata, hal ini sangat terkait dengan elektron (muatan negatif -), proton (muatan positif +) dan neutron (netral).
Pada tahap selanjutnya, pembahasan melibatkan hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan modern. Konsep dalam Hinduisme seperti siklus keberlangsungan (Samsara), karma, kosmologi, yoga, meditasi, astronomi, dan pandangan tentang keanekaragaman alam semesta mencerminkan pemikiran yang memiliki persamaan dengan prinsip-prinsip ilmiah. Hinduisme dilihat sebagai agama yang mencakup aspek ilmiah dan filosofis yang mendalam.
Foto Hindukupang.com : Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag menyerahkan Buku Saku Spiritual Generasi Emas Hindu Nusantara
Kepada Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur Bapak Dr. Ir. I Gusti Bagus Adwita Arsa, MP
Dalam konteks filosofis, menurut Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag menjelaskan tahap-tahap pembelajaran dalam tradisi Hindu, seperti Sravanam, Mananam, dan Nididhyasana, digambarkan sebagai upaya untuk memahami dan menginternalisasi ajaran-ajaran spiritual dan filosofis. Tahap Sravanam berfokus pada mendengarkan ajaran-ajaran dari guru, Mananam melibatkan kontemplasi dan refleksi, dan Nididhyasana melibatkan meditasi mendalam dan pengendapan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.
Sravanam, Mananam, dan Nididhyasana adalah tiga tahap penting dalam proses pembelajaran dalam tradisi filosofis Hindu, terutama dalam ajaran Vedanta. Ini adalah tahap-tahap yang dirancang untuk memahami dan menginternalisasi ajaran-ajaran spiritual dan filosofis dari teks-teks klasik Hindu. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing tahap ini:
Sravanam: Tahap pertama dalam belajar adalah Sravanam, yang berarti "mendengarkan" atau "mengikuti pendengaran." Pada tahap ini, seorang siswa mendengarkan ajaran-ajaran spiritual dan filosofis dari guru atau pandit yang berpengetahuan dalam tradisi Hindu. Guru menjelaskan konsep-konsep penting, ajaran-ajaran, dan teks-teks suci seperti Upanishad, Bhagavad Gita, atau Vedanta. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman awal tentang ajaran-ajaran tersebut melalui pendengaran dan refleksi atas apa yang telah didengar.
Mananam: Setelah mendengarkan ajaran-ajaran tersebut, tahap selanjutnya adalah Mananam, yang berarti "mengkontemplasikan" atau "menghubungkan." Pada tahap ini, siswa merenungkan dan merenungkan ajaran-ajaran yang telah mereka dengar sebelumnya. Mereka mencoba untuk memahami ajaran tersebut lebih dalam, mengaitkannya dengan pengalaman hidup mereka sendiri, dan mengatasi keraguan atau ketidakpahaman yang mungkin muncul selama proses ini. Mananam membantu mengkonsolidasikan pemahaman dan melatih pikiran untuk berpikir kritis tentang ajaran-ajaran spiritual.
Nididhyasana: Tahap terakhir adalah Nididhyasana, yang berarti "meditasi mendalam" atau "pengendapan." Pada tahap ini, siswa merenungkan ajaran-ajaran dengan penuh konsentrasi dan kontemplasi yang mendalam. Tujuannya adalah untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan pengalaman langsung dari ajaran-ajaran tersebut. Nididhyasana melibatkan meditasi dan refleksi yang mendalam, dan seringkali melibatkan praktik spiritual seperti Yoga dan Japa Mantra. Ini adalah tahap di mana seseorang mencoba untuk menginternalisasi ajaran-ajaran Spiritual Hindu tersebut sehingga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Penting untuk diingat bahwa proses ini dalam tradisi Hindu adalah berkelanjutan dan dapat memakan waktu bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup. Ini adalah upaya yang serius dan mendalam untuk mencapai pemahaman spiritual yang mendalam dan transformasi diri. Selain itu, memiliki seorang guru yang kompeten dan berpengalaman sangat penting dalam membimbing siswa melalui tahap-tahap ini. Agama Hindu tidak sulit mencari rujukan science , secara filsafat tattwa, materi dan spiritual, karena tempat yang sama yakni Dunia ini adalah Pengejawantahan dari yang tiada menjadi ada yang Metafisis menjadi Fisik, atau skala. Begitupun Kesadaran cosmos dan implementasi secara ritual semua terungkap jelas dalam setiap Pupuh dan ajaran Suci Hindu.
Di dalam Kitab Suci Hindu Manava Dharmasastra (MDS) disebutkan :
MĀNAVA DHARMAŚĀSTRA - SLOKA V-109
अद्भिर् गात्राणि शुद्ध्यन्ति मनः सत्येन शुद्ध्यति
विद्यातपोभ्यां भूतात्म बुद्धिर् ज्ञानेन शुद्ध्यति
adbhir gātrāṇi śuddhyanti manaḥ satyena śuddhyati
vidyātapobhyāṁ bhūtātma buddhir jñānena śuddhyati
Artinya :
Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar.
Dalam akhir acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali dan juga pembagian Buku Saku Spiritual "Generasi Emas Hindu Nusantara" dan majalah Wartam, kemudian dilanjutkan sesi foto bersama umat Hindu dan tamu undangan. Pembagian buku saku spiritual, "Generasi Emas Hindu Nusantara," serta majalah Wartam menjadi bukti nyata bahwa Ajaran Hindu Dharma (Hinduisme) tidak hanya memiliki dimensi spiritual yang mendalam, tetapi juga mengandung unsur-unsur yang sejalan dengan ilmu pengetahuan modern. Selanjutnya dilaksanakan SembaHyang Puja Tri Sandhya dan KramaNing Sembah bersama di Utama Mandala Pura Agung Giri Kertha Bhuwana , Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.(Hindukupang/Guntara)
Adapun buku-buku Filsafat (Tattwa) Hindu dari Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bisa diakses Kunjungi Disini , dan Juga Buku Ajaran Hindu dari Penulis Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag juga bisa kunjungi disini.
Foto Hindukupang.com : Bersama Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali, yang juga sebagai Anggota Tim Pengkaji Kitab Suci Hindu Sarasamuccaya, Bhagawadgita dan Catur VEDA, serta pada Bulan November 2023 akan dikaji Rg VEDA sesuai Permintaan Dirjen Bimas Hindu.
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 08 October 2023
- Hits: 473
Sharing Dharma "SHADHAR" Hindu Kupang NTT Memperkuat Generasi Sumber Daya Manusia Melalui "Jnana Yoga" Ilmu Pengetahuan Suci
Hindukupang.com - NTT, Pada Hari Saniscara, Umanis Wuku Medangkungan, yang jatuh pada Hari Sabtu, 7 Oktober 2023, pukul 15:30-18:45 WITA, bertempat lokasi Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi saksi kedatangan Ida Pandita Rsi Acharya Swi Rarendra Mahadharma. Kunjungan Ida Pandita Rsi Rarendra ke Kota Kupang ini tak hanya sekadar kunjungan biasa, melainkan dalam rangka menghadiri undangan pernikahan dari anggota keluarga ipar.
Selama kunjungan ini, Ida Rsi Rarendra, yang sebelumnya bernama Walaka Dr.Ketut Arnaya,MM pun pernah juga mengunjungi Kota Kupang pada tahun 1992, Sebelum menjadi Pandita Ida Rsi, saat Walaka Beliau pun pernah sebagai Ketua Ekonomi dan Kesejahteraan pada Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat periode 2013 silam.
Adapun Perjalanan Beliau dalam Pendidikan formal , beliau pernah meraih gelar :
S3, (Doktor), Manajemen Pendidikan pada Universitas Negeri Jakarta, dengan Yudicium Cum Laude (8 April 2009)
S2, Magister Manajemen (Keuangan) pada STIE-IPWIJA Jakarta (2004)
S1, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Mataram (1977)
Serta saat masih aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak tahun 1977 pada Kanwil Departemen Perdagangan Propinsi NTB di Mataram. Kemudian Beliau juga pernah pada tahun :
2001 – 2009 : Direktur Utama (CEO) PT Sarinah (Persero), BUMN
2007 – 2009 : Komisaris PT Sari Arthamas Hotel Internasional, Jakarta
1995 – 2001 : Commercial Counsellor (Atase Perdagangan), di KBRI Wina – Austria,
1991 – 1995 : Kepala Sub Direktorat pada Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan di Jakarta
1984 – 1991 : Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, di Kanwil Departemen Perdagangan Propinsi NTB di Mataram.
Di Luar Dinas/setelah Pensiun , Beliau juga pada tahun :
i. 2018 – kini : Vice President World Hindu Parisad (WHP), di Denpasar
ii. 2018 – kini : Pengurus Veda Poshana Ashram (VPA Pusat) di Denpasar
iii. 2015 – kini : Dosen Pascasarjana dan S1 Undiknas dan Universitas Warmadewa
iv. 2016 - kini : Dosen Warmadewa International Program (klas internasional)
v. 2015 – kini : Ketua Yayasan Pitra Yadnya Indonesia, di Jakarta
vi. 2011 – kini : Ketua Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan dalam Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
vii. 2009 - 2017 : Dosen Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Swiss German University (SGU) dan Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta
viii. 2009 – 2015 : Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Tangerang Selatan
ix. 2011 - 2021 : Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
x . 2009 – 2010 : Program Studi Magister Manajemen, Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta,
xi 1988 – 1991 : Dekan Fakultas Ekonomi Univ. Mahasaraswati Mataram di Mataram.
xii. 1984 – 1988 : Pembantu Rektor II (Bidang Administrasi dan Keuangan) Universitas Mahasaraswati Mataram di Mataram.
xiii. 1981 – 1984 : Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram (Perguruan Tinggi Swasta/PTS).
Berbagai Penghargaan pernah diraih Beliau saat masih aktif bekerja dalam Bidang Ekonomi yaitu sebagai :
1. Finalis best CEO (23 finalis dari 600 CEO BUMN dan Swasta Tbk) dalam Anugrah Business Indonesia (2008).
2. The best CEO on Crisis Management pada BUMN dan CEO BUMN Award dari Kementerian BUMN (2006),
3. Business Indonesian Awards, dari International Acheivement Foundation di Jakarta (2004),
4. Satya Lancana Karya Satya 30 tahun dari Presiden RI ( 2008)
5. Satya Lancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden R.I. (2000),
6. Satya Lancana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden R.I. (1995),
Di Pertemuan Sharing Dharma (ShaDhar) bersama umat Hindu Kupang membahas berbagai aspek dalam ajaran Hindu. Acara ShaDhar ini dihadiri oleh Wakil Ketua PHDI Kota Kupang Bapak Ir.I Wayan Sumartika,M.Si, Tokoh Hindu Kupang NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Bagus Arjana,M.S., Sekretaris Pinandita Sanggraha Nusantara NTT Bapak Pinandita Supardi,S.Pd, Ketua Ikatan Cendikiawan Hindu (ICHI) NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si,M.Si, Kemudian Wanita Hindu Dharma Indonesia Kupang NTT, Tokoh Banjar Dharma Agung Kupang Bapak I Ketut Suardita, Ketua Lembaga Pengembangan Dharma Gita (LPDG) Provinsi NTT Bapak I Nengah Aditanaya,S.Pd.,M.M, Ketua Pengempon Pura Agung Giri Kertha Bhuwana Bapak I Nengah Pustaka, Alumni KMHDI, Puskor Hindunesia sdr.Rary Triguntara,SKM serta umat Hindu Kupang.
Salah satu topik yang dibahas oleh Ida Pandita Rsi Acharya Swi Rarendra Mahadharma adalah "Sapta Dharmaning Pandita" atau tujuh kewajiban seorang pendeta dalam kepercayaan Agama Hindu. Ida Rsi Rarendra mengatakan Kewajiban-kewajiban ini ada Tujuh (Sapta) termasuk diantaranya yaitu : memuja matahari (Surya Sevana), mempelajari Veda, mengajarkan Veda, membimbing dan melayani umat dalam pemujaan (Lokaphala Seraya), menerima Daksinam, dan memberikan daksinam pada Umat, serta melakukan Tirtha Yatra Kunjungan Ke Tempat Suci Hindu seperti Pura, Mandir, Candi Hindu, dll. Kemudian Ida Rsi Rarendra menjelaskan dalam Hidup ini ada lahir eka Jati dari rahim Ibu, dan ada juga lahir kedua kali (Dwi Jati) yaitu dari Ilmu Pengetahuan Suci VEDA sesuai tuntunan Guru Nabe yang kemudian mendapatkan Abhiseka nama yang baru. Bahkan umat Hindu dalam Upacara kematian juga Mediksa melalui NgAksara. Jadi pilihan kembali pada setiap umat mau Mediksa saat masih Hidup ataukah saat kematian tiba, ungkap Ida Rsi. Maka Selama masih Hidup sebagai seorang Hindu Dharma segera perdalam Jnana Yoga, Ilmu Pengetahuan Suci VEDA, menemukan Guru sebagai tuntunan Kesadaran Diri jalan menuju Spiritual sesungguhnya Sang Atman (Roh Suci) yang bersemayam dalam berbagai lapisan tubuh (Sarira).
Selain itu, Ida Rsi Rarendra juga membahas konsep "Sapta Padi," yang merupakan tujuh langkah sukses dalam berumah tangga menurut ajaran Hindu. Langkah-langkah ini mencakup memperoleh makanan, meningkatkan kesehatan, mendapatkan kekayaan, mencapai kebahagiaan, mendapatkan keturunan, menjaga kesetiaan, dan membangun persahabatan.
Dalam acara tersebut, Ida Rsi Rarendra juga membagikan pengetahuannya tentang kitab suci Hindu yang disebut VEDA dan pentingnya mengenalnya sejak dini bagi umat Hindu. Beliau juga menjelaskan sejarah kitab suci Veda, yang dianggap sebagai wahyu atau sabda suci langsung dari Brahman, Tuhan Hyang Maha Kuasa. Kitab suci ini diterima melalui meditasi oleh para Maharsi Suci secara mendalam yang disebut dengan Anubhawa, mikrocosmos menyatu dengan alam semesta (macrocosmic) sehingga Para Maharsi bisa mendengarkan (Sruti) sabda Suci Brahman. Kitab VEDA Sruti berarti yang didengar, dan merupakan wahyu, sabda suci langsung dari Brahman.
Selama pertemuan, Ida Rsi Rarendra menggarisbawahi pentingnya Panca Sradha, yaitu keyakinan dalam Veda sebagai kitab suci dengan koridor kepercayaan Hindu. Beliau juga menjelaskan konsep hukum alam semesta yang disebut Rtam dan hukum karma yang bersifat abadi, mengikat semua orang, sempurna, dan universal.
Tirtha Yatra, perjalanan ke berbagai Pura suci, juga dibahas dalam konteks spiritualitas Hindu. Kepercayaan ini menyatakan bahwa melinggih di Pura-pura tersebut akan membantu seseorang saat hari peradilan tiba, yaitu saat kematian menjemput.
Dalam penutup, Ida Rsi Rarendra menekankan pentingnya doa dan sembaHyang dalam kehidupan Hindu. Ia menyebutkan bahwa doa adalah ungkapan rasa syukur dan terima kasih, dan dalam SembaHyang Hindu, terdapat tiga elemen utama dalam setiap doa, yaitu syukur, permohonan, dan pengampunan. Ia juga menekankan bahwa ajaran Hindu adalah ajaran yang fleksibel, rasional, dan ilmiah, dan mengajak umat Hindu untuk bangga memeluknya.
Ida Rsi Rarendra juga memberikan motivasi kepada para orang tua Hindu di Kupang, agar anak-anaknya bisa bangga dengan agama Hindu, dan ia menegaskan bahwa meskipun terkadang terlihat rumit, ajaran Hindu sebenarnya sederhana, mudah, dan praktis. Sloka 9.29 dari Kitab Suci Hindu Bhagawad Gita juga disampaikannya, mengingatkan tentang pentingnya kasih sayang terhadap semua makhluk sebagai bagian dari ajaran Hindu.
Dalam berakhirnya acara Sharing Dharma (ShaDhar) bersama Hindu Kupang, Ida Rsi Rarendra menyebutkan bahwa menjadi Manusia Hindu adalah sebuah kehormatan yang mulia, karena ajaran ini memberikan pemahaman tentang bagaimana memutus reinkarnasi atau kelahiran berulang. Kitab Suci Hindu Sarasamuccaya, melalui Sloka 2-4, juga menggambarkan keagungan menjadi seorang manusia Hindu yang memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai spiritual dalam kehidupan. Dengan demikian, kunjungan Ida Pandita Rsi Acharya Swi Rarendra Mahadharma ke Kota Kupang memberikan wawasan berharga tentang ajaran Hindu dan nilai-nilainya yang mendalam. Ida Rsi Rarendra juga menitipkan Poster Doa Hindu Sehari-Hari yang bisa diterapkan bagi Generasi Muda-Mudi Hindu di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk memperkuat Sradha dan Bhaktinya kepada Brahman Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Hyang Maha Kuasa. (Hindukupang/Guntara)
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 07 October 2023
- Hits: 462
Pura Oebanantha Tempat Ibadah Hindu Pertama Berdiri Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Ditetapkan Sebagai Pura Ramah Anak
Hindukupang.com - NTT, Suasana di hari minggu bertempat di Wantilan Pura Oebanantha Kupang dilakukan Deklarasi Pura Ramah Anak, dengan bertemakan Anak terlindungi Menuju Indonesia Maju, Gerakan Nasional Revolusi Mental, 1 Oktober 2023.
Acara ini Turut dihadiri oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), yaitu Ibu Putri Bainuriza Qodriz sebagai Analis Kepemudaan, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga.
Kemudian hadir Juga Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat yaitu Sekretaris Bidang Pemberdayaan Pemuda, Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) ibu Ni Luh Puspasari,S.Pt.
Serta juga hadir pula dari Kementerian Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kepala Dinas PPPA Kota Kupang Ibu Ir.Clementina Soengkono , Bimas Hindu NTT yang diwakili Penyelenggara Bimas Hindu Kota Kupang, Organisasi/Lembaga Hindu Provinsi NTT dan Kota Kupang, Banjar Dharma Agung Kupang, Pengempon Pura, dan dilanjutkan Penandatanganan Banner Peresmian Pura Oebananta sebagai Tempat Ibadah Hindu (Pura) yang Ramah Anak.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kupang Bapak Dokter I Wayan Ari Wijana S.Putra,M.Si (Foto : Hindukupang.com)
Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat yaitu Sekretaris Bidang Pemberdayaan Pemuda, Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) ibu Ni Luh Puspasari,S.Pt. bersama Para Penari Pendet, Siswi-Siswi SD Hindu Adi Widya Pasraman Saraswati Kupang NTT.
Menurut Ibu Ni Luh Puspasari,S.Pt, sebagai Pengurus PHDI Pusat pada Sekretaris Bidang Pemberdayaan Pemuda, Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) bahwa Kegiatan ini dibuat di 5 Provinsi, dan baru pertama dilaksanakan untuk wilayah 22 Kabupaten Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur, maka Pura Oebanantha Kota Kupang yang terpilih menjadi Pura Ramah Anak, karena Pura Oebanantha ini yang merupakan Pura Pertama berdiri di wilayah NTT sejak Tahun 1950an, serta Pura Oebanantha juga masuk menjadi Padma Bhuwana Nusantara wilayah Tenggara oleh Pesamuhan Agung dalam Ketetapan MAHASABHA PHDI. Majelis tertinggi agama Hindu yakni Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) menetapkan sembilan pura yang ada di sembilan penjuru Indonesia yang disebut Padma Bhuwana Nusantara. Penetapan ini termuat dalam Ketetapan Mahasabha X Nomor: VII/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Padma Bhuvana Nusantara, diantaranya : Pura Agung Surya Bhuvana di Jayapura wilayah Timur, Pura Jagatnatha Oebanantha di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mewakili wilayah Tenggara Nusantara, Pura Luhur Uluwatu mewakili wilayah Selatan Indonesia tepatnya di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Kemudian Pura Parahyangan Agung Jagatkartta mewakili wilayah barat daya tepatnya di Kabupaten Bogor. Pura Agung Sriwijaya mewakili wilayah Barat, tepatnya di Kota Palembang. Kuil Agung Shri Mariamman sebagai tempat suci umat Hindu etnis India. Kuil ini mewakili wilayah Barat Laut tepatnya di Kota Medan Pulau Sumatera. Pura Agung Giri Jagat Natha mewakili wilayah Utara tepatnya di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Pura Agung Jagadhita mewakili wilayah Timur laut tepatnya di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Pura Agung Pitamaha mewakili wilayah Tengah Nusantara tepatnya di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah di Pulau (Borneo) Kalimantan.
Anak-Anak Hindu Adi Widya Pasraman Saraswati dalam Balutan Busana Flobamora NTT yaitu Pakaian Adat Budaya dari Alor, Sabu, Manggarai, Sumba, dan Amarasi Timor. (Foto : RyGuN)
Ketua PHDI Kota Kupang Bapak Dokter I Wayan Ari Wijana S.Putra,M.Si mengungkapkan kegiatan ini sebagai bagian dari Kunjungan Pengurus PHDI Pusat bersama Kemenko PMK, yang sekaligus PHDI Kota Kupang membentuk tim pengurus Pura Ramah Anak yang diketuai oleh Bapak dr.Made Kawiana serta juga penetapan Pengurus Pura Ramah Anak melalui SK Penjabat Walikota Kupang, untuk berbagai Pura Lainnya yang ada di wilayah Kota Kupang NTT. Pengurus PHDI NTT yang diwakili oleh Sekretaris PHDI NTT Bapak Dr.Gusti Bagus Adwita Arsa juga mengatakan Pura Ramah Anak (PRA) adalah merupakan Tempat Ibadah yang juga nyaman dan ramah bagi anak, baik secara fisik dan mental anak, sehingga Pura sebagai sentral dari berbagai aktifitas keumatan Hindu dan juga pendidikan yang ramah anak.
Seperti diungkapkan juga oleh Ibu Putri Bainuriza Qodriz sebagai Analis Kepemudaan, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), bahwa di Pulau jawa ada beberapa Mesjid juga orang tua membawa anak dan tempat ibadah sebagai wilayah yang ramah bagi tumbuh kembang anak.
Acara yang berlangsung jam 09:00 wita dalam semangat Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2023 ini dimulai dengan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, tarian Pendet dari Anak-anak Sekolah Hindu Adi Widya Pasraman Saraswati, kemudian dilanjutkan Pembacaan Sloka Kitab Suci VEDA dari siswa Pasraman Upanisada.
Kegiatan ini sekaligus dengan Penyampaian Deklarasi dari seluruh Organisasi dan lembaga Hindu yang ada di Kota Kupang dan Wilayah Provinsi NTT, sekaligus penyerahan SK dari PHDI Kota Kupang Bapak dr.Wayan Ari Wijana kepada Pengurus Pura Ramah Anak yaitu Bapak dr.Made Kawiana.
Adapun isi Deklarasi Pura Ramah Anak yaitu :
Kami Berkomitmen Mendukung Pura Ramah Anak Untuk Menyiapkan Generasi Penerus Yang Tangguh, Inovatif, Kreatif, Berkarakter Dan Bermartabat.
1. Melakukan Pelayanan Anak Dengan Prespektif Anak
2. Mengutamakan Kepentingan Yang Terbaik Bagi Anak
3. Mengasihi Anak Tanpa Diskriminasi Dan Tanpa Syarat
4. Memenuhi Hak Hidup, Kelangsungan Hidup Dan Tumbuh Kembang Anak
5. Memberikan Ruang Seluas Luasnya Untuk Berpartisipasi, Termasuk Melibatkan Anak Dalam Pengambilan Keputusan.
Kupang, 1 Oktober 2023 Yang Bertanda Tangan Di Bawah ini :
Kemenko PMK, Kementerian PPPA, Kementerian Agama Bimas Hindu NTT Penyelenggara Bimas Hindu Kota Kupang, PHDI Pusat, PHDI NTT, PHDI Kota Kupang, WHDI NTT, WHDI Kota Kupang, Pemerintah Daerah Kota Kupang, Badan Penyiaran Hindu NTT, Peradah NTT, PD.KMHDI NTT, LPDG, BDDN NTT, Hindu Peduli, Banjar Dharma Agung Kupang (BDAK), Yayasan Upanisada, Dewi Shri, Kepala Sekolah Adi Widya Pasraman Saraswati, Kepala Taman Kanak-Kanak Hindu Pratama Widya Pasraman Saraswati, ICHI NTT, Hindukupang.com , Dekornas Puskor Hindunesia, Forum Alumni KMHDI, Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Koordinator Wilayah NTT, Posyandu Narayana, Peradah Kota Kupang, Pasraman Upanisada.
Acara dilanjutkan dengan Tarian Kreasi bumi Flobamora NTT yakni Tari "Tamang Pung Kisah" dari Anak-anak Sekolah Hindu Adi Widya Pasraman Saraswati dan TK Hindu Pratama Widya Pasraman Saraswati dengan Pakaian Adat Budaya dari Alor, Sabu, Manggarai, Sumba, dan Amarasi Timor, yang kemudian diikuti oleh menari bersama-sama para peserta Deklarasi Pura Ramah Anak.
Kegiatan ini diisi dengan SembaHyang Puja Tri Sandhya tepat jam 12:00 dan makan siang bersama , kemudian dilakukan Bimbingan dan Teknis (BIMTEK) pura ramah anak untuk semua pimpinan Organisasi dan Lembaga Hindu yang ada di Kupang dan NTT. (Hindukupang/Guntara).
Photo : #hindukupang.com
#KemenkoPMK, #KemenPPPA , #Hindukupang, #PuraOebanantha , #PuraRamahAnak, #Kupangkota , #PHDINTT, #WHDINTT, #PSNNTT, #PeradahNTT, #PD.KMHDINTT, #PuskorHindunesia, #ForumAlumniKMHDI, #ICHINTT, #YayasanUpanisada, #PHDIKotaKupang, #WHDIKotaKupang, #PeradahKotaKupang, #BanjarDharmaAgungKupang, #BDAK, #PengemponPura, #BimasHinduNTT , #PenyelenggaraHinduKotaKupang , #Kupangkota
Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Kupang Ibu Ir.Clementina Soengkono. (Foto : RyGuN)
Putu Dharma , Ketua Pemuda Hindu (Peradah) Kota Kupang dan Hindukupang.com , Alumni KMHDI
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 01 October 2023
- Hits: 480
Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake Berkunjung "Simakrama" dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia PHDI NTT dan Tokoh Agama Hindu Kupang, Menuju NTT Maju dan Sejahtera
Foto Hindukupang.com : PHDI NTT dan Organisasi Lembaga Umat Hindu Kupang NTT berfoto bersama Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Bapak Kosmas Damianus Lana,S.H.,M.Si , di Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi NTT, 8 September 2023
Hindukupang - NTT, Di Agenda kerja hari kedua kunjungan Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC dengan Simakrama berkunjung menemui Tokoh Agama Hindu yaitu ke tempat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan para Ketua Lembaga / Organisasi Hindu Tingkat Provinsi NTT dan juga Tingkat Kota Kupang, yang berlangsungnya pertemuan ini di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua, Kota Kupang NTT. Pertemuan ini sekaligus berkenalan dan Simakrama (silaturahmi) bersama Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L Kalake,SH.,MDC yang ditemani Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Bapak Kosmas Damianus Lana,S.H.,M.Si yang keduanya sebagai Pemerintah Daerah atau Guru Wisesa di Wilayah NTT, dan bertujuan untuk membahas sejumlah isu yang penting dan berbagai masukan terkait dengan umat Hindu di NTT.
Langkah Progresif Penjabat Gubernur NTT Ajak PHDI dan Tokoh Agama Hindu Bersatu demi Kesejahteraan NTT. Acara Simakrama bersama Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC ini dihadiri oleh jajaran pengurus dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTT yaitu Wakil Ketua Bapak Pinandita dr.Dewa Putu Sahadewa,SpOG(K), serta Sekretaris PHDI NTT Bapak Dr.Ir.I Gusti Bagus Adwita Arsa,MP, Bendahara PHDI NTT Bapak Ir.I Made Tusan Surayasa,M.Hum, serta Ketua Paruman Walaka PHDI NTT Bapak Prof.Dr.I Putu Adiyasa,S.H.,M.Si,
Kemudian juga hadir Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT Ibu Dra.Ni Wayan Sunarsih,M.M , dan nampak hadir berbagai Tokoh Hindu Bapak Prof.Dr.I Gusti Bagus Arjana,M.S, Bapak Ir.I Wayan Sumartika,M.Si , Bapak I Nyoman Ramia, serta Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) NTT Ibu dr.Dewa Ayu Made Dwi Suswati Winaya Putri,M.A.R.S, Sekretaris Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) NTT, Ketua Badan Penyiaran Hindu (BPH) NTT Bapak Pinandita Supardi,S.Pd, Pinandita I Wayan Budiadnya, Ketua Ikatan Cendikiawan Hindu Indonesia (ICHI) NTT Bapak Prof.Dr.I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si.,M.Si, Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah NTT) Bapak I Putu Satria Mulyadi,S.E.,M.M, Ketua Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD.KMHDI NTT) sdr.I Gede Agus Parama Natha, Sekretaris PD.KMHDI NTT sdri.Tunggal Karsa Tri Mandala Sari, Dekornas Puskor Hindunesia sdr.Rary Triguntara,S.KM, serta Ketua Forum Alumni (FA KMHDI NTT) Bapak Dr.I Putu Yoga Bumi Pradana,S.Sos.,M.Si.
Di dalam pertemuan dengan penjabat Gubernur NTT ini nampak hadir juga yaitu Ketua PHDI Kota Kupang Bapak dr.I Wayan Ari Wijana S. Putra,M.Si, Ketua WHDI Kota Kupang Ibu dr.Dewa Ayu Putu Shinta Widari,Sp.KJ.,MARS, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Hindu Kota Kupang Bapak I Ketut Suwijana, Perwakilan Pengurus Banjar Dharma Agung Kupang, Ketua Peradah Kota Kupang sdr.I Putu Gede Adhitya Dharma, Pengempon Pura Agung Giri Kertha Bhuwana Bapak I Nengah Pustaka, dan juga Yayasan Hindu.
Foto Hindukupang.com : Kunjungan Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Bapak Kosmas Damianus Lana,S.H.,M.Si , di Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi NTT, 8 September 2023 , Simakrama PHDI NTT dan Organisasi serta Pimpinan Lembaga Umat Hindu Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Foto Kunjungan Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Bapak Kosmas Damianus Lana,S.H.,M.Si , di Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi NTT, 8 September 2023 , Simakrama PHDI NTT dan Organisasi serta Pimpinan Lembaga Umat Hindu Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Sumber : Guntara / Hindukupang.com)
Berbagai hal poin-poin informasi utama yang diungkapkan Pengurus Harian PHDI NTT dalam pertemuan tersebut, diantaranya secara umum mengenai jumlah umat Hindu di NTT mencapai 10.537 jiwa, tersebar di Kota Kupang dan 21 Kabupaten se-Nusa Tenggara Timur, ungkap Wakil Ketua PHDI NTT Bapak Pinandita dr.Sahadewa.
Pelayanan umat Hindu selama ini juga didukung oleh berbagai lembaga, termasuk Pembimas dan Penyelenggara Agama, PHDI Provinsi beserta 18 PHDI Kabupaten/Kota, WHDI Provinsi dan 18 WHDI Kabupaten/Kota, PSN Korwil NTT, ICHI NTT, Peradah NTT dan Kabupaten/Kota, KMHDI, Banjar di Kabupaten/Kota, serta Yayasan Hindu.
Adapun untuk Pelayanan pendidikan dan penyuluhan Hindu di wilayah Provinsi NTT juga mendapat dukungan dengan adanya Pendidikan TK dan SD di Kota Kupang, 24 guru Pendidikan Agama Hindu, 16 Pasraman, 3 Penyuluh PNS, 2 Penyuluh PPPK, dan 16 Penyuluh Non PNS.
Kemitraan Umat Hindu, Organisasi dan lembaga Hindu telah menjalankan hubungan yang baik dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam bidang keagamaan dan pembangunan dan masih terdapat berbagai tantangan. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi keberlanjutan pembangunan Gedung Pendidikan di Kota Kupang yang berlokasi di Belo, ketersediaan guru, dan kegiatan nasional yang diprogramkan oleh Pemerintah.
Usulan yang diharapkan adalah agar bisa untuk membuka formasi Guru Pendidikan Agama Hindu di Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi melalui program CPNS, dengan harapan dapat mengisi kekurangan sumber daya manusia dari luar NTT. Kedua yaitu Permohonan bantuan untuk sekolah pendidikan Agama Hindu tingkat Pratama Widya Pasraman (TK Hindu Saraswati) dan Adi Widya Pasraman (SD Hindu Saraswati) melalui lembaga Pasraman dan Yayasan Hindu.
Adapun pembahasan bersama dan masukan juga kepada Pemerintah Daerah NTT melalui survey internal keumatan di portal Hindukupang, untuk Permintaan akses/jalur khusus bagi umat Hindu yang ingin beribadah di Pura Oebanantha Kupang yang sangat perlu ditata, selain dengan menghimbau pedagang pasar kelurahan Fatubesi Oeba agar mematuhi marka jalan, serta permohonan alternatif jalan baru menuju Pura Oebanantha sehingga bisa dikaji bersama Pemerintah Provinsi NTT maupun Pemerintah Kota Kupang. Pura Oebanantha adalah Pura Jagatnatha Hindu yang Pertama kali dibangun wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan sudah berdiri sejak tahun 1950an.
Kemudian juga usulan PHDI NTT yang belum memiliki kantor sekretariat, agar bisa mendapatkan dukungan juga dari Pemerintah Daerah Provinsi NTT, serta Permintaan bantuan untuk rehabilitasi/pembangunan Pura.
Selain itu dukungan moril dan materiil dari Pemerintah Daerah NTT untuk Kegiatan umat Hindu NTT dalam festival seni keagamaan Utsawa Dharma Gita (UDG) yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, dengan tahap seleksi tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional melalui Lembaga Pengembangan Dharma Gita (LPDG).
Foto Kunjungan Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Bapak Kosmas Damianus Lana,S.H.,M.Si , di Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi NTT, 8 September 2023 , Simakrama PHDI NTT dan Organisasi serta Pimpinan Lembaga Umat Hindu Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Sumber : Guntara / Hindukupang.com)
Dalam upaya percepatan penanganan masalah Sumber Daya Manusia (SDM), ekonomi, dan peningkatan akses informasi, PHDI NTT pun memberikan beberapa masukan khusus kepada Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L. Kalake, antara lain yang pertama Implementasi pendidikan berbasis karakter unggul Indonesia. Kedua adalah Pencegahan stunting dengan pendekatan budaya/agama. Ketiga dengan Pemberdayaan ekonomi melalui kemitraan dan penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta yang keempat Peningkatan digitalisasi pelayanan di berbagai sektor Pemerintahan Provinsi NTT.
Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L. Kalake mengatakan sangat senang disambut oleh umat Hindu di Kupang dan jajaran pengurus PHDI NTT, dengan suasana Pura Hindu yang asri , sejuk dan nampak indah di berbagai bagian mandala Pura, seperti teringat dengan Beliau waktu menjadi Duta Besar (KBRI) di Berlin. Beliau mengungkapkan turut mendukung kegiatan umat Hindu saat dulu bertugas KBRI dan melihat aktifitas umat Hindu di Pura Berlin, bahkan tampak hadir Dirjen Bimas Hindu dari Bali bersama rombongan juga turut hadir dalam kegiatan Upacara Hindu di luar Negeri yaitu "Mepeed" susunan buah-buahan dan makanan yang dihias dan dijunjung diatas kepala sambil berjalan beriringan menuju Pura sebagai persembahan (yadnya Suci) Hindu kepada Tuhan Yang maha Kuasa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Foto Kunjungan Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Bapak Kosmas Damianus Lana,S.H.,M.Si , di Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi NTT, 8 September 2023 , Simakrama PHDI NTT dan Organisasi serta Pimpinan Lembaga Umat Hindu Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Sumber : Guntara / Hindukupang.com)
Dalam waktu yang 1 tahun ini sebagai Penjabat Gubernur NTT , Bapak Ayodhia Kalake akan bekerja sesuai dengan kemampuan dan membuat NTT Maju dan Sejahtera. Kemudian Bapak Ayodhia Kalake pun sudah turut mengajak Bapak Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Maritim dan Investasi) serta mengundang Bapak Presiden RI Joko Widodo untuk bisa hadir perayaan hari maritim agar bisa dilaksanakan di kota Kupang NTT pada 29 September 2023 mendatang, ungkap Odhie Kalake dengan penuh semangat. Di dalam Mendukung Pembangunan di wilayah NTT, Bapak Penjabat Gubernur NTT akan bersinergi dengan tokoh Agama di NTT, ini dibuktikan Agenda kunjungan pertama Kemarin (7 september 2023) juga sudah berkunjung ke Ketua Sinode GMIT, Keuskupan Agung Kupang, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT, dan hari ini dilanjutkan ke Tokoh Agama Hindu PHDI NTT dan juga Tokoh Agama Buddha di NTT.
Rangkaian acara Tanya jawab juga berlangsung bersama Penjabat Gubernur NTT yang diwakili oleh Tokoh Hindu Kupang di NTT yakni Bapak Prof.Dr.I Gusti Bagus Arjana,M.S yang mengatakan NTT akan maju menjadi Nusa Terindah Toleransinya (NTT) dan majunya Pariwisata Labuan Bajo NTT juga turut mencerminkan New Tourism Teritory (NTT), karena pasti Nanti Tuhan Tolong (NTT), ungkap Prof.Gusti Bagus Arjana yang sudah puluhan tahun bekerja di NTT sebagai Dosen dan Guru Besar di Undana, Beliau pun datang di Kupang sejak jaman Gubernur NTT saat itu masih Bapak El Tari. Beliau Juga Di Dalam Pertemuan bersama PHDI NTT umat Hindu ini berbagai poin dan hal penting pun disampaikan PHDI NTT kepada Penjabat Gubernur NTT sebagai panduan untuk pembahasan lebih lanjut. Dari pertemuan diantara PHDI bersama Tokoh Agama umat Hindu Kupang NTT dengan Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L. Kalake,S.H.,MDC pada tanggal 8 September 2023 di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana diharapkan bisa mencerminkan upaya untuk memajukan kehidupan masyarakat NTT sesuai Dharma Agama dan Dharma Negara, dan Umat Hindu di 22 kabupaten & Kota wilayah Nusa Tenggara Timur, menuju NTT Maju dan Sejahtera. (Guntara/Hindukupang)
Foto Kunjungan Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Bapak Kosmas Damianus Lana,S.H.,M.Si , di Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi NTT, 8 September 2023 , Simakrama PHDI NTT dan Organisasi serta Pimpinan Lembaga Umat Hindu Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Sumber : Guntara / Hindukupang.com)
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 08 September 2023
- Hits: 520