Hindukupang.com - NTT , Dalam suasana yang penuh rasa syukur, tulus dan ikhlas, persiapan pembuatan "Ngaksara" kelapa (Nyuh) Gading menjadi sorotan khusus, khususnya bagi para pengayah untuk para Peserta Mepandes yang akan menjalani Upacara potong gigi massal (metatah). Sebanyak 56 buah kelapa Gading dipersiapkan untuk ritual suci Manusa yadnya ini, dan setiap kelapa diberikan Aksara suci sesuai dengan ajaran Hindu, serta berbagai persiapan sarana upakara dan upacara Manusa Yadnya.
Hindukupang.com : Sarana Banten dan Perlengkapan Upakara dan Upacara Manusa Yadnya, (Foto : Kgun)
Para Peserta Upacara Potong Gigi Massal (Metatah/Mepandes) di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua, Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, 17 Desember 2023, pada Hari Suci Banyu Pinaruh. sumber Foto : Wayan Setiawan
Proses yang sarat makna ini akan mencapai puncaknya besok pagi, tepatnya pada tanggal 17 Desember 2023 pada Hari Suci Banyu Pinaruh di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Upacara Manusa Yadnya yang dilaksanakan terdiri dari 2 Upacara yaitu Upacara RajaSwala / Ngerajah Singa atau menek bajang dengan ditandai perubahan bentuk fisik pada remaja putri dan remaja putra, dan yang kedua adalah Upacara Mepandes/Mesangih massal atau Upacara Potong Gigi yang dilaksanakan sebagai tanda remaja Hindu telah beranjak Dewasa, serta memperkuat hubungan spiritual antara manusia dengan Brahman / Tuhan Hyang Maha Kuasa. Acara ini juga memasukkan prosesi Sungkem, di mana seorang anak memberikan penghormatan kepada kedua orang tuanya sebagai bentuk sujud Bhaktinya telah dilahirkan di dunia ini.
Hindukupang.com : Foto Prosesi Sungkem Para Peserta Manusa Yadnya, Penghormatan Sujud Bhakti kepada kedua Orang Tua, (Foto : Kgun)
Tidak hanya itu, Upacara Metatah (potong gigi) massal juga akan menjadi momen khusus, di mana tanggung jawab orang tua sangat terasa mulai dari Upacara Hindu untuk Sang Bayi dalam kandungan , Upacara lahir , telu bulanin (tiga bulan), otonan (6 Bulan), hingga menjadi remaja dan dewasa. Upacara Manusa Yadnya yaitu Mepandes ini dengan melakukan potong gigi taring sebagai simbol transformasi anak Hindu dari masa remaja menuju dewasa. Proses ini melambangkan perubahan dari sifat Raksasa/Asura gelap berubah menjadi Dewata sinar terang.
Dengan penuh rasa dan kesungguhan, peristiwa ini tidak hanya menciptakan hubungan spiritual yang lebih erat dalam komunitas umat Hindu Kupang NTT, tetapi juga menjadi perwujudan dari nilai-nilai kehidupan dan kepercayaan yang dijunjung tinggi dalam suasana penuh keberkahan, dalam rangkaian Upacara Pujawali Piodalan 15 Tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana di Kolhua Kota Kupang NTT.
Rangkaian Upacara Manusa Yadnya : Rajaswala / Ngerajah Singa atau Upacara Menek Bajang, Ngayab di Paon Api Suci Dapur
Dalam suasana sakral di hari pertama siklus 210 hari dalam Sistem Pawukon (Wuku) yakni pada Hari Redite Paing wuku Sinta, atau Hari Banyu Pinaruh, Pura Agung Giri Kertha Bhuwana di Kota Kupang menggelar Upacara Manusa Yadnya yang khusus diperingati dalam rangkaian Piodalan ke-15 Tahun Pujawali. Sebanyak 56 peserta Upacara Manusa Yadnya telah hadir, mencerminkan kesediaan diri serta kesesuaian jumlah Kelapa (bungkak) Kuning Gading yang telah diberi Aksara dan di Kasturi harus tepat sesuai dalam upacara sakral pada manusia Hindu ini.
Peserta Manusa Yadnya berasal dari berbagai wilayah, melibatkan peserta mepandes umat hindu dari Kabupaten Kupang, Kabupaten Alor, Kota Kupang, dan kabupaten lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Upacara potong gigi yang dipandu oleh Jro Sangging sebanyak 4 orang yakni Ida Bhawati I Made Suaba Aryanta, Pinandita Dewa Putu Sahadewa, Ibu Ida Ayu Nyoman Santi (Bali), dan Bapak Ida Bagus Giri Adnyana (Bali), kemudian Upacara Manusa Yadnya dipimpin oleh Pandita Ida Rsi Agung Nanda Wijaya Kusuma Manuaba.
Hindukupang.com : Rangkaian Upacara Manusa Yadnya Upacara Mepandes / Metatah atau Potong Gigi Massal , Foto : kgun
Puncak dari upacara ini adalah pelaksanaan Manusa Yadnya , Rajaswala beranjak menjadi remaja hindu & Metatah Massal sebuah ritual simbolis untuk mengendalikan dan mengikis unsur Sadripu (nafsu duniawi) dalam diri manusia. Dalam ritual ini, peserta memotong gigi secara massal, mencakup 6 gigi atas dan bawah serta taring. Tindakan ini memiliki makna mendalam, di mana unsur Raksasa (Asura) yang melambangkan sifat-sifat negatif diubah menjadi sifat Sinar Cahaya (Dewata).
Ritual Upacara Manusa Yadnya tersebut ditemani oleh alunan musik Gender suci, Lantunan Kidung Sloka, dan Lonceng Suci "Genta" Pandita yang menambah Kesakralan dan Suasana Upacara Suci ini semakin terasa seiring dengan setiap langkah pelaksanaan upacara yang dipimpin oleh Pandita Ida Rsi Agung Nanda Wijaya Kusuma Manuaba.
Tidak hanya itu, seluruh peserta upacara Potong Gigi Massal juga menjalani proses mengecap SadRasa (6 rasa kehidupan), mencicipi berbagai rasa seperti manis, asam, asin, pahit, pedas, dan sepet. Proses ini menjadi simbol dalam menjalani perjalanan kehidupan manusia Hindu, terutama ketika menghadapi masa transisi dari remaja menuju dewasa, agar menjadi manusia Hindu yang kuat, kokoh tangguh dalam berbagai dinamika kehidupan.
Dengan semangat yang penuh pengabdian upacara Manusa Yadnya Rajaswala dan Mepandes Massal ini turut melengkapi Rangkaian Upacara Pujawali 15 Tahun Piodalan Pura Agung Giri kertha Bhuwana, mulai dari Dewa Yadnya , Bhuta Yadnya, Rsi Yadnya hingga Manusa Yadnya dan merayakan harmoni dan transformasi batin yang terjadi dalam setiap pendakian spirit dan ritual dalam upacara Hindu di Kota Kupang NTT, Rahayu. (Hindukupang/Guntara)
Link Foto Mepandes/Metatah Upacara Potong Gigi Massal :
Dokumentasi : Hindukupang.com ,
Kgun, Gede Agus Darmika, I Wayan Setiawan, Putu Agus Indrawan, Panitia Pujawali Piodalan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Foto Upacara Manusa Yadnya, Potong Gigi (metatah/Mepandes), Upacara Menek Bajang (Rajaswala/Ngerajah Singa) pada 17 Desember 2023 di Hari Banyu Pinaruh :
Bagian Pertama : https://photos.app.goo.gl/X9CRCgbaLLv2wtBDA
Bagian Kedua : Link Foto Mepandes/Metatah Upacara Potong Gigi Massal KLIK DISINI.
Kumpulan Foto Pujawali Piodalan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang NTT, 16 Desember 2023 di Hari Suci Saraswati
https://photos.app.goo.gl/FUTn1nQ3pG5bw43B7
Foto Ngebejiang 15 Desember 2023 Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
https://photos.app.goo.gl/VzXTvNxU5dXbovXk9
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 18 December 2023
- Hits: 563
Hindukupang.com - NTT, Pada Hari Sabtu, Saniscara Umanis wuku Watugunung, atau yang dikenal sebagai Hari Suci Saraswati, 16 Desember 2023, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, diramaikan oleh Pujawali Piodalan ke-15 Tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana. Acara yang berlangsung di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, ini menandai momen sakral bagi umat Hindu di wilayah Kota Kupang yang dimulai dari jam 15:00 WITA hingga malam hari.
Upacara dimulai dengan khidmatnya Upacara Mecaru yang dipimpin oleh Pandita Ida Rsi Agung Nanda Wijaya Kusuma Manuaba, didampingi Ida Rsi Istri Manuaba. Serangkaian ritual melibatkan penyucian unsur Panca Maha Bhuta di setiap Mandala, mulai dari Kanista Mandala, Madya Mandala hingga Utama Mandala yang juga dibantu oleh Para Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) NTT.
Hari Suci Saraswati, Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana (AGKB), Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, 16 Desember 2023, Upacara Mecaru "Bhuta Yadnya", sumber foto : Gede Agus Darmika, Putu Agus Indrawan (Panitia Humas Publikasi Pujawali Piodalan)
Hari Suci Saraswati, Pandita Ida Rsi Agung Nanda Wijaya Kusuma Manuaba memimpin Upacara Pujawali Piodalan 15 Tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pada Tanggal 16 desember 2023, sumber foto : Hindukupang.com / Guntara
Sehari sebelumnya yaitu 15 Desember 2023 dilakukan Upacara Ngebejiang, yang bermakna mengambil air suci dari sumber air yang telah disucikan yaitu Pura Beji, di areal Pura Agung Giri Kertha Bhuwana , guna menyucikan berbagai pralingga dan Daksina Linggih, berbagai senjata Dewata Nawa Sanga, dan juga perlengkapan upacara suci lainnya.
Di Hari Suci Saraswati yaitu pada tanggal 16 Desember 2023 adalah tepat Perayaan Pujawali Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, yaitu Harinya Dewi Saraswati sebagai Shakti Dewa Brahma memiliki makna khusus simbol Sang Dewi Saraswati sebagai Perayaan Hari Ilmu Pengetahuan Suci Veda, diwujudkan dalam persembahan syukur umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Kuasa. Upacara Piodalan ini menjadi bentuk penghormatan atas berkat karunia yang melimpah selama siklus Pawukon 210 hari.
Upacara Ngebejiang di Pura Beji, 15 Desember 2023 menyambut Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, sumber foto : Hindukupang.com / Guntara
Upacara Mewinten Pinandita dan Mewinten Saraswati di Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, 16 Desember 2023, sumber foto : Hindukupang.com / Guntara
Keistimewaan Pujawali Piodalan di Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua, adalah adanya Pewintenan Pinandita 15 peserta dan mewinten Saraswati, dan sekaligus sebagai pemangku untuk membantu upacara di Pura Hindu yang ada di Kota Kupang maupun Kabupaten Kupang.
Dalam Wawancara bersama Ketua Pengempon Pura Agung Giri Kertha Bhuwana Bapak I Nengah Pustaka mengatakan rangkaian upacara piodalan 15 tahun ini sangat lengkap yaitu mencakup pelaksanaan Upacara Suci Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya, dan Bhuta Yadnya. Dewa Yadnya menjadi persembahan kepada Parahyangan, Rsi Yadnya mempersembahkan Daksina pada Pandita, Rsi Bhojana serta menyucikan para peserta Pinandita yang baru dengan memberi "Ngerajah" Aksara Suci, kain sembahyang serta Bantuan Genta. Sedangkan Bhuta Yadnya mencakup upacara Mecaru Amanca Warna dengan bebek besi kalung untuk menyucikan unsur Panca Maha Bhuta. Kemudian juga adanya Banten Pula Gembal sebagai SARAD simbol isi dari seluruh alam semesta, serta sate renteng banten Gayah Bebangkit, sebagai energy power kekuatan secara niskala.
Ketua Panitia Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana (AGKB) : Bapak Pinandita I Wayan Windia, bersama Ketua Pengempon Pura AGKB Bapak I Nengah Pustaka, Ketua Banjar Dharma Agung Kupang Bapak I Nyoman Pasek Martika, Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) NTT Bapak Pinandita I Made Suparta, serta Hindu PLN NTT Bapak Made Rai Karyasa, sumber foto : Gede Agus Darmika
Upacara Mewinten Pinandita dan Mewinten Saraswati, sumber foto : Hindukupang.com / Guntara
Menurut ketua Panitia Piodalan Bapak I Wayan Windia, mengatakan upacara Manusa Yadnya, yaitu merupakan suatu rangkaian acara Piodalan dengan upacara potong gigi massal (Mepandes) yang dihadiri oleh sekitar 56 peserta yaitu 55 metatah dan 1 menek kelih (Ngeraja Swala/Ngeraja Singa) yang berasal dari berbagai daerah kota kupang dan kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Upacara Manusa Yadnya dari remaja Hindu beranjak dewasa yakni upacara menek kelih, serta Upacara potong gigi metatah massal ini direncanakan pada Hari Banyu Pinaruh besok pagi, pada 17 Desember 2023, di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua, Kota Kupang NTT.
Upacara Hindu Piodalan Pura di Kota Kupang, selain bermakna memperingati peresmian Pura untuk tempat Ibadah, juga menjadi perayaan ulang tahun Pura sebagai tempat suci secara skala dan Niskala. Perayaan Hari Saraswati ke 15 tahun ini juga dibantu oleh tim sarati banten dari Bali Ibu Ida Ayu Nyoman Santi, dan juga Bapak Ida Bagus Giri Adnyana, bersama Ida Rsi Istri Manuaba dari Kupang dengan ibu-ibu sarati banten berbagai tempekan banjar, dan juga bapak-bapak tempekan banjar untuk belajar bersama mempersiapkan sarana bahan upakara dan upacara Hindu. Sejak Upacara Ngenteg Linggih pada 2008 silam, Pura Agung Giri Kertha Bhuwana telah melaksanakan berbagai upacara, termasuk dalam piodalan ini juga ada pembacaan Kitab Suci Hindu Bhagawad Gita, Pancama Veda, dan kidung Sloka dari Sekehe Santi dan Gita, serta Gamelan Gong.
Rangkaian Acara Hari Suci Saraswati, Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana (AGKB), Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, 16 Desember 2023, Sekehe Gong, Tarian Sakral, Bebantenan Pula Gembal Sarad, Gayah Bebangkit, dan Mewinten Pinandita, sumber foto : Hindukupang.com / Guntara
Piodalan 15 Tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana di Hari Suci Saraswati dengan Tarian Rejang Sari di Madya Mandala, 16 Desember 2023, sumber foto : Hindukupang.com / Guntara
Hari Suci Saraswati, Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana (AGKB), Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, 16 Desember 2023, Tari Baris Gede, sumber foto : Gede Agus Darmika, Putu Agus Indrawan (Panitia Humas Publikasi Pujawali Piodalan)
Hari Suci Saraswati, Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana (AGKB), Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, 16 Desember 2023, Tari Rejang Renteng oleh Ibu-Ibu, sumber foto : Gede Agus Darmika, Putu Agus Indrawan (Panitia Humas Publikasi Pujawali Piodalan)
Hari Suci Saraswati, Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana (AGKB), Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, 16 Desember 2023, Tari Topeng oleh Bapak I Wayan Pasek Sujana, sumber foto : Gede Agus Darmika, Putu Agus Indrawan (Panitia Humas Publikasi Pujawali Piodalan)
Hari Suci Saraswati, Piodalan 15 tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana (AGKB), Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, 16 Desember 2023, Tari Topeng Sidakarya oleh Bapak I Wayan Sumadia, sumber foto : Gede Agus Darmika dan Putu Agus Indrawan (Panitia Humas Publikasi Pujawali Piodalan)
Tari Rejang Dewa, sumber foto : Gede Agus Darmika, Putu Agus Indrawan (Panitia Humas Publikasi Pujawali Piodalan)
Puncak acara disertai juga oleh berbagai tarian sakral seperti Rejang Dewa, Baris Gede, Tari Topeng, Topeng Sidakarya, Tari Rejang Sari, dan Tarian Rejang Renteng. Usai tarian sakral dilanjutkan persembahyangan doa Puja Tri Sandhya, Kramaning Sembah, Dharma Wacana, dan Nunas Tirtha serta Bija benih beras suci melengkapi kesakralan upacara Hindu.
Pralingga dari Pura Oebananta Kupang juga turut hadir dalam perayaan ini, memperkuat ikatan antara kedua Pura sebagai Pura Jagatnatha di wilayah Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Acara ditutup dengan doa dari seluruh umat Hindu Kupang untuk keadaan damai di hati, damai di dunia, damai selamanya. Sementara berbagai tarian hiburan memeriahkan suasana di panggung pementasan, diiringi oleh keharmonisan suara gamelan Gong.(Hindukupang/kgun).
Piodalan 15 Tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana di Hari Suci Saraswati dengan Tarian Rejang Sari di Madya Mandala, 16 Desember 2023, sumber foto : Hindukupang.com / Guntara
Bersama Tim Sarati Banten dan Juga Sangging Metatah dari Bali : Bapak Ida Bagus Giri Adnyana, dan Ibu Ida Ayu Nyoman Santi , sumber foto : Hindukupang.com / Guntara
Kolase Foto Rangkaian Upacara Pujawali dan wawancara Ketua Panitia Piodalan 15 Tahun Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, di Hari Suci Saraswati 16 Desember 2023
Dokumentasi : Hindukupang.com ,
Kgun, Gede Agus Darmika, I Wayan Sutiawan, Putu Agus Indrawan, Panitia Pujawali Piodalan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Foto Upacara Manusa Yadnya, Potong Gigi (metatah/Mepandes), Upacara Menek Bajang (Rajaswala/Ngerajah Singa) pada 17 Desember 2023 di Hari Banyu Pinaruh :
https://photos.app.goo.gl/X9CRCgbaLLv2wtBDA
Kumpulan Foto Pujawali Piodalan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang NTT, 16 Desember 2023 di Hari Suci Saraswati
https://photos.app.goo.gl/FUTn1nQ3pG5bw43B7
Foto Ngebejiang 15 Desember 2023 Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
https://photos.app.goo.gl/VzXTvNxU5dXbovXk9
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 17 December 2023
- Hits: 714
PD KMHDI NTT Merayakan Hari Sumpah Pemuda ke 95 Melalui Kegiatan MPAB Masa Penerimaan Anggota Baru ke XVIII Dengan Semangat "Nangun Wirasa Kerthi" (Sumber Foto : PD.KMHDI NTT)
Hindukupang.com - NTT , Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (PD.KMHDI NTT) Pada momen bersejarah peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95, dengan penuh semangat dan semarak melaksanakan Kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) ke-XVIII. Acara MPAB PD KMHDI NTT yang bertajuk "Nangun Wirasa Kerthi, membangun hubungan dengan rasa yang harmonis," dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Oktober 2023, dimulai pukul 08.00 WITA hingga selesai, yang bertempat di Aula Serbaguna Pura Oebanantha , Kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam suasana penuh kehormatan dan keharmonisan, turut hadir pula perwakilan anggota Forum Alumni Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (FA-KMHDI) Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama para pengurus PD KMHDI NTT, teman-teman panitia pelaksana kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB), dan peserta mahasiswa-mahasiswi Hindu Kupang dalam MPAB ke 18, dibuka dengan Sembahyang Doa mantra Hindu untuk puja puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Hyang Maha Kuasa.
Dalam sebuah pertemuan yang berlangsung di Aula Serbaguna Pura Oebanantha Kupang, kehadiran para peserta mahasiswa-mahasiswi Hindu yang berasal dari berbagai universitas dan Kampus ini mengikuti kegiatan MPAB ke XVIII yang sangat istimewa ini dengan penuh sukacita dan semangat.
Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) ke XVIII Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (PD.KMHDI NTT),
Di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023, Aula Serbaguna Pura Oebanantha Kupang NTT,
Master of Ceremony (MC) Sdr.Eka, Pembacaan Asta Prasetya Brahmacarya sdri.Ingga, Pembacaan Doa sdr.Dede, Sekretaris PD.KMHDI NTT Sdr.Shindu, dan Ketua Panitia Pelaksana MPAB sdri. Nikita. (Sumber foto : Hindukupang.com)
Dalam Laporan ketua panitia MPAB ke-XVIII PD KMHDI NTT sdri.Nikita Sumartiani mengatakan selamat datang bagi calon kader KMHDI NTT. Seluruh peserta dan pihak yang hadir dalam Kegiatan MPAB ke-XVIII ini agar memahami pemilihan tema "Nangun Wirasa Kerthi, Membangun Hubungan dengan Rasa yang Harmonis" . Kegiatan MPAB berlangsung selama satu hari penuh, pada hari Sabtu, 28 Oktober 2023, di Aula Serbaguna Pura Oebanantha Kupang.
Tujuan utama dari MPAB ke-XVIII PD KMHDI NTT adalah memberikan pemahaman awal dan pengenalan tentang organisasi kemahasiswaan yang berbasis pada nilai-nilai Hindu kepada para anggota baru yang akan bergabung dalam keluarga besar KMHDI NTT. Dalam suasana yang sarat makna ini, mereka berharap untuk membentuk hubungan yang harmonis di antara para anggota baru.
Ketua panitia sdri.Nikita juga mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh anggota panitia yang telah bekerja sama dengan penuh semangat dalam mempersiapkan kegiatan ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pengurus dan teman-teman yang telah mempercayakan kepercayaan besar ini kepadanya sebagai ketua panitia. Meskipun demikian, dia juga memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan MPAB.
Adapun rangkaian agenda kegiatan MPAB ke-XVIII bisa menjadi momentum penting dalam penguatan kader Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Provinsi NTT.
Agenda acara MPAB ke-XVIII melibatkan serangkaian kegiatan yang beragam yaitu dimulai dengan acara Pembukaan dengan pembacaan doa dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars KMHDI, Serta Pembacaan Asta Prasetya Brahmacarya oleh sdri.ingga yang diikuti semua peserta MPAB. Selanjutnya Laporan Ketua MPAB PD KMHDI NTT 2023 mengenai gambaran menyeluruh tentang pencapaian dan tujuan kegiatan MPAB ke 18.
Sambutan anggota Forum Alumni KMHDI yang diwakili oleh kak Guntara,SKM, mengatakan selamat berproses di KMHDI, sebagai wadah pemersatu mahasiswa intelektual hindu dan selamat MPAB , serta silahkan mahasiswa-mahasiswi Hindu ikuti semua jenjang kaderisasi, seperti DMO Diklat Manajemen Organisasi, Train of Trainer (TOT), Rakornas, Kaderisasi Tahap 1 dan seterusnya, asah soft skill kalian dalam berorganisasi, dan memperkuat Kecerdasan EQ (Emotional Quotient), SQ (Spiritual Quotient) bahkan AQ (Adversity Quotient) daya tahan dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Kemudian dilanjutkan Sambutan Ketua PD KMHDI NTT karena masih KKN di luar Kabupaten sehingga diwakili oleh Sekretaris PD.KMHDI NTT sdr.Made Sindhu Jaya Purusa yang melaksanakan Pembukaan resmi kegiatan MPAB 2023 dan selanjutnya diakhiri dengan foto bersama. Sekretaris PD.KMHDI NTT sdr.Made Sindhu Jaya Purusa juga mengungkapkan selamat datang dan selamat belajar semua peserta MPAB dalam organisasi Mahasiswa Hindu tingkat nasional, mari kita mengasah diri dan memperkuat kualitas maupun kuantitas dalam melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara.
Adapun berbagai Persiapan Kegiatan MPAB ke 18, seluruh mahasiswa hindu PD.KMHDI NTT Menyajikan tahapan-tahapan persiapan yang penting. Seperti Perkenalan Anggota PD KMHDI NTT dengan Peluang untuk mengenal anggota baru. Kemudian pemaparan materi mengenai Sejarah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia yang Menyajikan sejarah organisasi KMHDI. Selanjutnya Purwaka KMHDI: Mengenai visi dan misi KMHDI, dan Struktur serta Hubungan Kelembagaan Organisasi KMHDI: Pemahaman lebih dalam tentang organisasi.
Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) ke XVIII Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (PD.KMHDI NTT), Di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023, Aula Serbaguna Pura Oebanantha Kupang NTT
Pada Siang hari dilaksanakan doa Siang Puja Tri Sandhya dan makan siang bersama dan lanjut pemateri mengenai Bentuk, Tujuan dan Atribut Organisasi KMHDI: Mengulas esensi organisasi dan tujuannya. Kemudian Untuk Apa Saya dan Anda Ada di KMHDI dan Mempertanyakan makna kehadiran di KMHDI.
Para kader Mahasiswa-Mahasiswi Hindu Kupang , PD KMHDI NTT bisa mampu Menggali Nilai dan Jati Diri Kader KMHDI yaitu Religiusitas, Humanisme, Nasionalisme, dan Progresifitas.
Dalam pondasi eksistensinya, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) menjadi wadah bagi mahasiswa Indonesia yang menganut agama Hindu dalam melaksanakan kewajiban agama dan negara. Dalam upaya mencapai visi ini, KMHDI telah merumuskan Konsep Jati Diri sebagai panduan yang mengarahkan langkah para kader dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Standar kualitas yang menjadi target dalam pendidikan yang diselenggarakan oleh KMHDI tercermin dalam Konsep Jati Diri Anggota KMHDI, yang meliputi aspek religius, humanis, nasionalis, dan progresif.
1. Religiusitas
Religiusitas menjadi perwujudan Dharma, yaitu agama, bagi para anggota KMHDI. Hal ini melibatkan penerapan nilai-nilai religius dalam kehidupan sosial masyarakat tanpa menginginkan homogenitas agama. Religiusitas diwujudkan melalui praktik nilai-nilai keagamaan yang universal saat anggota menjalankan hak dan kewajiban sosial mereka. Selain itu, nilai religiusitas juga mencakup pemahaman yang mendalam terhadap agama Hindu dan hasrat untuk melakukan kajian kritis terhadap nilai-nilai dasar dan praktik-praktik keagamaan yang ada dalam masyarakat Hindu.
2. Humanisme
Pemahaman bahwa setiap manusia adalah manifestasi dari Tuhan dan memiliki esensi ke-Tuhan-an yang sama, sebagaimana terkandung dalam konsep Atman, menjadi dasar nilai humanisme dalam agama Hindu. Anggota KMHDI diharapkan dapat melihat manusia lain sebagai cerminan dari diri mereka sendiri, sesuai dengan prinsip Tat Twam Asi. Dalam pandangan humanisme KMHDI, mereka didorong untuk membantu sesama manusia dan tidak hanya menghindari mengganggu kehidupan manusia lain. Kehadiran nilai humanisme ini memacu anggota untuk bersikap peduli terhadap masalah-masalah kemanusiaan.
3. Nasionalisme
Nasionalisme diartikan sebagai dorongan anggota untuk menjalankan Dharma negara. Namun, dalam konteks KMHDI, nasionalisme mengacu pada solidaritas dan saling menghormati dengan sesama warga negara, tanpa memandang batasan bangsa. Anggota diharapkan dapat merasakan kedekatan dengan sesama warga negara dan merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup negara itu sendiri. Mereka mendukung gagasan pembentukan negara bangsa yang inklusif, menentang eksklusivitas yang bersumber dari primordialisme atau sektarianisme, serta aktif terlibat dalam pembentukan bangsa.
4. Progresifitas
Para anggota KMHDI harus mengadopsi pandangan progresif, siap untuk perubahan, dan menjadi pelopor dalam mengusulkan dan mengimplementasikan perubahan. Mereka harus menjadi pionir dalam menggagas perubahan yang dianggap mampu meningkatkan situasi yang ada. Dalam terminologi KMHDI, progresifitas mencerminkan peran anggota sebagai perancang ide, pelaksana ide tersebut, dan siap menjalani proses dialektika dalam mengembangkan ide tersebut.
Acara MPAB kemudian dilanjutkan dengan Pelantikan Kader PD KMHDI NTT 2023 dan Penutupan acara yang kembali disemarakkan dengan nyanyian Hymne KMHDI, sambutan Ketua PD KMHDI NTT, doa, dan foto bersama.
Dalam spirit peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 95 ini, PD KMHDI NTT mengharapkan kegiatan MPAB ke 18 bisa memberi makna Bangga menjadi Hindu pada seluruh kader, dan menumbuhkan semangat bagi generasi muda-mudi Hindu dalam meningkatkan 4 nilai jati diri mahasiswa Hindu KMHDI. Seperti tercantum dalam Kitab Suci Hindu Mundaka Upanishad III.1.6 yaitu Hanya Kebenaran yang akan menang, Satyam Eva Jayate "JAYA". (Hindukupang/kgun)
Satyam Eva Jayate "JAYA" Forum Alumni KMHDI bersama PD.KMHDI NTT
Dalam Kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) ke XVIII Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (PD.KMHDI NTT),
Di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023, Aula Serbaguna Pura Oebanantha Kupang NTT,
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 28 October 2023
- Hits: 686
Hindukupang.com - NTT, Para tokoh agama, Pinandita (Pemangku), Calon Pinandita dan tokoh masyarakat Hindu di Kota Kupang berkumpul untuk mengawali acara Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama dan Moderasi Beragama, dalam sebuah kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Sahid T-More Kupang. Acara Kegiatan "Dialog Kerukunan dan Moderasi Beragama Pinandita, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Hindu dari Kantor Kementerian Agama Kota Kupang Pada Program Kerukunan Umat dan Layanan Kehidupan Beragama" ini mencerminkan peran pemerintah dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama Hindu dan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama di wilayah Kupang kota KASIH, Karya, Aman, Sehat, Indah dan Harmonis.
Adapun Peserta kegiatan ini melibatkan 20 orang yang terdiri dari unsur Pinandita atau Pendeta Hindu, calon Pinandita, dan tokoh agama Hindu di wilayah Kota Kupang. Acara ini berlangsung pada tanggal 26 Oktober 2023 di Hotel Sahid T-More Kupang dan didanai melalui DIPA Program Bimbingan Masyarakat Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Kupang Tahun Anggaran 2023.
Acara Kegiatan "Dialog Kerukunan dan Moderasi Beragama Pinandita, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Hindu dari Kantor Kementerian Agama Kota Kupang Pada Program Kerukunan Umat dan Layanan Kehidupan Beragama" Dibuka secara resmi oleh Bapak Ismail E. Natonis,SH.,MH sebagai Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang, dan turut hadir juga Pembimbing Masyarakat Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur / Pembimas Hindu NTT Ibu Dra.Ni Wayan Sunarsih,M.M, kemudian Kepala Subbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Kupang Bapak Melkianus T. Rensini,S.Sos.,M.AB, Kepala Penyelenggara Bimas Hindu Kota Kupang Bapak I Gusti Putu Wirata,S.Ag, serta para Kepala Seksi/Penyelenggara di lingkup Kantor Kementerian Agama Kota Kupang, nampak hadir juga Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kupang yang diwakili Sekretaris II Bapak Ngurah Eka Negara Suantara, Ketua WHDI Kota Kupang Ibu dr.Dewa Ayu Putu Shinta Widari,Sp.KJ.,MARS, Perwakilan Banjar Dharma Agung Kupang (BDAK) dan juga Peserta Kegiatan.
Dalam Laporan Ketua Panitia Bapak Pratama B.A.P. Samosir,S.Ag mengatakan konteks kehidupan beragama dan bermasyarakat di Ibu Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam Kegiatan Dialog Kerukunan dan Moderasi Beragama Kota Kupang 2023 berbagai perbedaan antar individu dan kelompok tidak dapat dihindari. Perdebatan dan pertentangan yang tidak bijaksana dapat menimbulkan ketersinggungan dan mengancam kerukunan sosial. Hal ini adalah sebuah tantangan yang diakui sebagai dinamika Kerukunan Intern yang terus berlangsung, mencakup multikulturalisme, lembaga keagamaan, dan hubungan antar agama. Dinamika tersebut sering kali muncul akibat perbedaan pandangan dan sikap terhadap suatu masalah, dan jika tidak dihadapi dengan niat baik dan semangat kerukunan, dapat mengganggu kerukunan itu sendiri. Oleh karena itu Kegiatan Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama dan Moderasi Beragama yang berlangsung hari ini 26 Oktober 2023, jam 08:00-14:00 WiITA di Aula Kelimutu, Hotel Sahid T-More Kupang NTT adalah bagian dari upaya untuk mendukung Tahun 2023 sebagai Tahun Kerukunan Umat yang didorong oleh Menteri Agama Republik Indonesia. Program ini menjadi tanggung jawab bersama kita untuk menciptakan dan memperkuat kerukunan di kalangan umat Hindu di Kota Kupang.
Moderator Bapak Prof.Dr.I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si.,M.Si Bersama Narasumber Bapak Jro Gde Dwija I Dewa Ketut Alit Suastama, dengan judul topik Moderasi Beragama Bagi Pinanditha dan Calon Pinanditha, Berbagai Mantra (Doa) Hindu bagi Calon Pinandita dalam Upacara Hindu Panca Yadnya
Indonesia, sebagai negara dengan beragam suku, ras, agama, dan adat istiadat, menuntut kita untuk lebih menerima dan menghargai perbedaan dengan sikap toleransi dan saling menghormati satu sama lain. Hal ini sejalan dengan konsep moderasi beragama, yang tidak hanya berfokus pada agama itu sendiri, tetapi juga pada bagaimana kita menjalani agama tersebut. Terdapat berbagai kasus di mana orang menjadi sangat ekstrem atau fanatik dalam menjalankan budaya atau kebiasaan tertentu yang mereka anggap tak boleh berubah. Mereka khawatir bahwa dengan menerima perbedaan, identitas agama mereka akan tergerus.
Pentingnya moderasi beragama adalah memberi ruang bagi umat Hindu untuk berkembang secara universal tanpa menghadapi kendala yang kaku. Selain itu, ruang hati juga harus tetap terbuka bagi mereka yang menganut agama lain, seperti Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, yang juga mencari semangat pertumbuhan yang sama. Moderasi beragama memiliki empat indikator penting, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, penolakan terhadap kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi lokal yang beragam.
Dalam Sambutan Bapak Ismail E. Natonis,SH.,MH sebagai Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang, mengatakan melalui kegiatan Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama dan Moderasi Beragama, diharapkan dapat meningkatkan kerukunan di kalangan umat Hindu di Kota Kupang, terutama di antara para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan cendikiawan yang ikut serta dalam kegiatan ini. Upaya ini merupakan langkah nyata dalam membangun kerukunan dan moderasi beragama di masyarakat, menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan semangat toleransi bagi semua individu dan kelompok agama.
Acara Pembukaan kegiatan Dialog Kerukunan dan Moderasi Beragama ini dihadiri oleh para tokoh agama dan masyarakat Hindu. Acara ini merupakan bagian dari program Kerukunan Umat dan Layanan Kehidupan Beragama yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Kupang.
Ketua Panitia, Pratama B.A.P Samosir,S.Ag juga menyampaikan latar belakang kegiatan ini yang menekankan pentingnya peran pemerintah dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keyakinan agama Hindu. Dalam konteks kerukunan intern umat beragama, perbedaan pandangan dan kebiasaan dapat menimbulkan ketegangan jika tidak dihadapi dengan semangat kerukunan. Oleh karena itu, kegiatan ini mendukung program Tahun 2023 sebagai Tahun Kerukunan Umat, dan menjadi tugas bersama untuk menciptakan kerukunan di antara umat Hindu di Kota Kupang.
Pratama Samosir juga menjelaskan bahwa moderasi beragama tidak hanya berarti memoderasi ajaran agama, tetapi juga cara beragamanya. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kerukunan umat Hindu di Kota Kupang, khususnya di kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan cendikiawan.
Tujuan umum terselenggaranya Kegiatan Dialog Kerukunan Dan Moderasi Beragama Pinandhita/Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat Hindu Kota Kupang ini adalah adanya output yang bisa diterapkan dalam lingkungan masyarakat maupun intern umat beragama yaitu yang pertama Meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan akan nilai-nilai moderasi beragama dan kerukunan intern umat. Yang kedua Bisa terus berkontribusi dalam menggagas kebersamaan dan toleransi di Kota Kupang. Sehingga kegiatan ini bisa meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai moderasi beragama serta menggagas kebersamaan dan toleransi di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Adapun Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang Nomor: 78 Tahun 2023 tanggal 17 Oktober 2023. Panitia pelaksana terdiri dari dua orang ASN dari Kantor Kementerian Agama Kota Kupang, dan juga berbagai pihak yang mendukung kegiatan ini. Rangkaian Acara dibuka oleh MC yaitu ibu Sri Wahyuni, dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya oleh tim teknis Bapak Kadek Dharma bersama seluruh undangan dan peserta, dilanjutkan Pembacaan Sloka Suci VEDA oleh Ibu Pratiwi, serta laporan ketua panitia dan sambutan sekaligus pembukaan Acara secara resmi oleh Bapak Ismail E. Natonis,SH.,MH sebagai Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang. Adapun Doa Pembukaan Acara dibawakan oleh ibu Manik Utami sebagai Penyuluh Hindu Non PNS.
Materi dan narasumber dalam kegiatan ini mencakup kerukunan intern umat beragama bagi Pinanditha dan calon Pinanditha, serta moderasi beragama bagi Pinanditha dan calon Pinanditha,
Dengan Materi dan Narasumber Pertama yaitu : Ida Bhawati Ir. I Made Suaba Aryanta, MP, dengan judul topik materi : Kerukunan Intern Umat Beragama Bagi Pinanditha dan Calon Pinanditha, Dharmaning (Sesana) Pinandita atau Kewenangan dan Persyaratan Pinandita (Pemangku), serta Padewasan atau pemilihan hari dalam Upacara Hindu, dengan Moderator Rary Triguntara,S.KM. di akhir sesi tanya jawab bersama pemateri ditutup dengan pantun oleh moderator :
Buah nangka buah sukun
Manis rasanya dibawah pohon
Mari tingkatkan moderasi beragama
Menuju Kupangkota Kasih yang hidup rukun
Narasumber kedua yaitu : Jro Gde Dwija I Dewa Ketut Alit Suastama, dengan judul topik Moderasi Beragama Bagi Pinanditha dan Calon Pinanditha, Berbagai Mantra (Doa) Hindu bagi Calon Pinandita dalam Upacara Hindu Panca Yadnya, dengan Moderator Prof.Dr.I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si.,M.Si.
Pelatihan dan pembekalan mantra doa Hindu dari kedua Narasumber kepada ± 9 Calon Pemangku ini juga sebagai awal untuk nantinya pada Hari Suci Saraswati dan Piodalan 15 Tahun Pujawali Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang di tanggal 16-17 Desember 2023 akan dilaksanakan Upacara Mewinten bagi para calon Pinandita yang dipimpin oleh Ida Rsi Agung Nanda Wijaya Kusuma Manuaba, serta Upacara Manusa Yadnya : Potong Gigi (metatah) dan Upacara menek kelih sebagai tanda beranjak dewasa.
Di Akhir acara Ketua Panitia Bapak Pratama B.A.P. Samosir,S.Ag mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan ini, termasuk Bapak Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang yang telah membuka acara secara resmi. Kegiatan ini ditutup pada jam 14:00WITA secara resmi oleh Kepala Subbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Kupang Bapak Melkianus T. Rensini,S.Sos.,M.AB yang mengatakan kegiatan yang bermartabat ini bisa semoga membawa manfaat bagi para peserta, dan semua tokoh Hindu dalam menjaga kerukunan dan semangat Moderasi Beragama di kota Kupang NTT. (Guntara/Hindukupang)
Adapun Materi dari kedua Narasumber tentang kerukunan intern umat beragama bagi Pinanditha dan calon Pinanditha, serta moderasi beragama bagi Pinanditha dan calon Pinanditha, bisa diakses kunjungi DISINI.
Moderator : Rary Triguntara,SKM bersama Narasumber Ida Bhawati Bapak Ir.I Made Suaba Aryanta,MP
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 26 October 2023
- Hits: 761
Foto Hindukupang.com : Sharing Dharma (ShaDhar) Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT bersama dengan
Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT
Hindukupang.com - NTT, Pada Hari Redite , Paing Wuku Matal, yakni pada hari Minggu dilaksanakan Pertemuan Organisasi Hindu di Kupang dan NTT serta umat Hindu Kupang bersama 2 Guru (S3) Doktor Hindu dari Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, 8 Oktober 2023, jam 15:00-18:00 Wita di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam kunjungan kerja yang telah berlangsung sejak 6 hingga 9 Oktober 2023 di wilayah Kabupaten Belu, Atambua, NTT, dua Guru Doktor Hindu dari Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Bali, telah berinteraksi dengan umat Hindu di wilayah perbatasan antar negara di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan telah memperhatikan dengan seksama aktivitas kehidupan umat Hindu di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kunjungan Kerja beliau berdua ke wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sudah sejak 6-9 Oktober 2023 di wilayah Kabupaten Belu Atambua NTT, dan berjumpa dengan umat Hindu di perbatasan antar negara pada Pos Lintas Batas Negara (PLBN) serta melihat aktifitas keumatan hindu di NTT.
Dalam Pantauan Hindukupang.com Acara yang bertajuk Sharing Dharma (ShaDhar) Pertemuan Organisasi Hindu bersama dengan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT ini melibatkan berbagai pemimpin organisasi Hindu Kupang NTT, diantara hadir dari Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korwil NTT, Ida Bhawati I Made Suaba Aryanta yaitu Ketua PHDI Kabupaten Kupang, Sekretaris PHDI NTT Bapak Dr.Ir.I Gusti Bagus Adwita Arsa,MP, Wakil Ketua PHDI NTT Bapak Pinandita dr.Dewa Putu Sahadewa,SpOG(K), Kemudian Wakil Ketua PHDI Kota Kupang Bapak Ir.I Wayan Sumartika,M.Si, hadir pula Ketua Hindu Peduli Ibu Ni Nyoman Yuliani,S.Si,S.Farm.Apt,M.Si , WHDI Kupang NTT, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kupang Bapak I Ketut Suwijana, Ketua Badan Penyiaran Hindu (BPH) Provinsi NTT Bapak Pinandita Supardi,S.Pd, Ketua ICHI NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si,M.Si , Pengurus Banjar Dharma Agung Kupang Bapak I Gusti Agung Ngurah Suarnawa,SKM.,M.Kes, serta hadir juga Alumni KMHDI sdr. Rary Triguntara Dekornas Puskor Hindunesia, Tokoh Hindu Kupang NTT Bapak Prof.Dr. I Gusti Bagus Arjana,M.S., Sabha Walaka PHDI NTT, Bapak I Nyoman Ramia Pengurus PHDI NTT, Penyuluh pada Bimas Hindu NTT Kemenag RI Bapak Pancami Samosir,S.Fil.H, Pemuda, mahasiswa, Dosen - Dosen Bapak Putu Agus Indrawan, Bapak Wayan Nampa, Ketua Pengempon Pura Agung Giri Kertha Bhuwana Bapak I Nengah Pustaka , Ketua Pengempon Pura Oebanantha Bapak I Ketut Nurata, dan Pengurus Pengempon Pura Wira Tirtha Yudha Bapak Pinandita I Wayan Budiadnya , beberapa ketua Tempekan (Sektor), serta berbagai undangan lainnya.
Adapun berbagai topik yang dibahas pada pertemuan dengan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali bersama umat Hindu di Kota Kupang NTT ini cukup beragam mulai dari : konsep bahwa agama tidak dapat dirasionalkan karena bersifat esoteris, namun dengan peran penting ajaran VEDA Hindu mampu sebagai jembatan pemahaman antara skala dan niskala, para dan Apara Vidya, kemudian pentingnya memahami kosmologi Hindu, serta proses pembelajaran Veda. Dalam konteks ini, kitab suci Hindu diakui sebagai sumber pengetahuan yang sangat ilmiah dan dipelajari oleh para ilmuwan di seluruh dunia.
Diskusi juga menyoroti pengkajian Veda, yang ternyata sangat digemari oleh ilmuwan dan peneliti. Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bahkan mengungkapkan hubungan erat antara medan Quantum energy dan ajaran Veda Hindu. Selain itu, konsep Satyam, Rajas, dan Tamas yang terdapat dalam kosmologi Hindu dijelaskan sebagai bagian integral dari pemahaman Hindu tentang penciptaan dan perubahan alam semesta.
Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D yang juga sebagai penulis dan pengajar "Brahmavidya Teologi Kasih Semesta" adalah ilmu yang mengkaji atau membahas mengenai teologi kasih semesta dalam konteks Brahman, yaitu konsep tertinggi dalam filsafat Hindu. Istilah ini juga mengaitkan konsep ilmu pengetahuan atau pengetahuan (Vidya) tentang Brahman atau aspek-aspek spiritual tertinggi dalam Hinduisme. Brahmavidya teologi kasih semesta dalam kerangka Hinduisme memperdalam pemahaman tentang konsep kasih semesta dalam ajaran Hindu dan bagaimana hal ini terkait dengan pemahaman tentang Brahman sebagai realitas tertinggi.
Pengkajian Veda sangat digemari oleh para ilmuwan dan peneliti, bahkan Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D mengungkapkan hubungan kaitan antara medan Quantum energy dan ajaran Veda Hindu sangatlah erat, seperti halnya unsur Panca Datu, logam, berbagai elemen-elemen Panca Maha Bhuta, kemudian Satyam Rajas Tamas, hingga dari Niskala (tak mewujud) menjadi Skala (terukur) dan berwujud. Beliau juga sekaligus sebagai penulis Buku : Panca Dhatu, Atom, Atma dan Animisme, sebuah evolusi konsep tentang pemahaman terhadap substansi yang amat kecil sebagai Asas Hidup dan Kehidupan yang dikenal dengan Philosofiareligiopsikosains. Adapun buku-buku Filsafat (Tattwa) Hindu dari Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bisa diakses Kunjungi Disini , dan Juga Buku Ajaran Hindu dari Penulis Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag juga bisa kunjungi disini.
Foto Hindukupang.com : Rary Triguntara,SKM bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT, dalam Acara Sharing Dharma (ShaDhar) Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT , 8 Oktober 2023, di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Foto Hindukupang.com : Moderator Bapak Prof.Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana,S.Si,M.Si bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag , Kunjungan dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali ke Kota Kupang NTT, dalam Acara Sharing Dharma (ShaDhar) Pertemuan Organisasi Hindu Kupang NTT , 8 Oktober 2023, di Wantilan Pura Agung Giri Kertha Bhuwana, Kolhua Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Konsep Satyam, Rajas, dan Tamas adalah bagian integral dari kosmologi Hindu dan berhubungan dengan penciptaan dan perubahan alam semesta. Konsep ini ditemukan dalam ajaran-ajaran Hindu, terutama dalam filosofi Samkhya dan dalam ajaran-ajaran Upanishad. Mereka menggambarkan tiga guna (sifat) utama yang mempengaruhi alam semesta dan segala yang ada di dalamnya:
Satyam: Satyam adalah guna ketenangan, keseimbangan, dan kejernihan. Ini adalah aspek keberadaan yang mewakili kesadaran dan kebijaksanaan. Ketika Satyam dominan, alam semesta dalam keadaan harmoni dan ketenangan. Dalam konteks penciptaan dunia, Satyam mewakili tahap awal, di mana kesadaran murni (Brahman) yang tidak termanifestasi memancar menjadi dunia manifestasi. Ini adalah tahap ketika potensi penciptaan pertama kali muncul.
Rajas: Rajas adalah guna aktivitas, hasrat, dan gerakan. Ini adalah aspek yang memicu perubahan, energi, dan dinamika dalam alam semesta. Ketika Rajas mendominasi, alam semesta mengalami perubahan, pertumbuhan, dan aktivitas yang intens. Dalam konteks penciptaan dunia, Rajas mewakili tahap di mana energi dan daya kreatif mulai bergerak dan menciptakan beragam bentuk dan manifestasi.
Tamas: Tamas adalah guna kegelapan, inersia, dan ketidaksadaran. Ini adalah aspek yang memperlambat atau menghambat perubahan. Ketika Tamas mendominasi, alam semesta cenderung menuju ke keadaan statis, kebingungan, atau ketidaksadaran. Dalam konteks penciptaan dunia, Tamas mewakili tahap di mana energi kreatif memasuki bentuk-bentuk yang lebih konkrit dan munculnya materi fisik.
Penciptaan dunia dalam kosmologi Hindu seringkali dijelaskan sebagai hasil dari interaksi antara tiga guna ini. Pada awalnya, dalam keadaan Satyam, alam semesta adalah kesadaran murni yang belum termanifestasi. Kemudian, interaksi antara Rajas dan Tamas menghasilkan keragaman dan kehidupan di dalamnya. Penciptaan dan perubahan di dunia fisik adalah hasil dari dinamika yang kompleks antara ketiga guna ini.
Di Dalam konteks filosofis dan kosmologis, Tri Guna ini membantu untuk memahami ajaran Hinduisme yang menjelaskan perubahan dan keragaman di alam semesta, serta bagaimana kesadaran dan energi kreatif berinteraksi dalam penciptaan dan evolusi dunia.
Agama Hindu memiliki banyak aspek yang mencerminkan pemikiran ilmiah dan filosofis yang mendalam. Hindu dalam agama sains" secara arti modern, banyak konsep dan ajaran dalam Ajaran Hindu (Hinduisme) yang selaras dengan prinsip-prinsip ilmiah dan pemikiran para peneliti ilmuwan. Berikut adalah beberapa aspek yang menunjukkan hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan :
Konsep Siklus Keberlangsungan (Samsara): Konsep siklus keberlangsungan dalam Hinduisme menggambarkan pandangan yang sangat mirip dengan hukum kekekalan energi dalam ilmu fisika. Dalam Samsara, kehidupan dan kematian adalah bagian dari siklus alamiah yang tak terputus, di mana energi atau jiwa berpindah dari satu keberadaan ke yang lain. Ini mencerminkan pemahaman tentang konsep energi dan kekekalan dalam alam semesta.
Konsep Karma dalam Hinduisme mengatakan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi yang sesuai. Ini adalah prinsip kausalitas yang berhubungan dengan hukum sebab-akibat dalam sains. Pemahaman ini mencerminkan pandangan tentang kausalitas dan hukum alam yang mendasari banyak ilmu pengetahuan.
Konsep Kosmologi di Hinduisme memiliki pandangan tentang alam semesta dan struktur kosmos yang sering kali bersinggungan dengan konsep-konsep ilmiah. Misalnya, konsep Brahman sebagai realitas tertinggi yang tak tergambarkan mencerminkan gagasan tentang alam semesta yang lebih besar dan misterius yang juga menjadi fokus ilmu pengetahuan.
Kosmologi Hindu merupakan salah satu aspek penting dalam tradisi agama dan filsafat Hindu yang menjelaskan asal mula alam semesta, strukturnya, dan konsep-konsep filosofis terkait. Ini mencakup berbagai pandangan dan pemahaman tentang alam semesta, keberadaan, dan peran manusia dalam konteks kosmik.
Yoga dan Meditasi ajaran Hinduisme mengembangkan teknik meditasi dan yoga yang melibatkan pemahaman mendalam tentang psikologi manusia dan pengendalian pikiran. Ini memiliki implikasi dalam kajian psikologi modern dan ilmu saraf, menunjukkan bagaimana praktik spiritual Hinduisme telah memahami koneksi antara tubuh, pikiran, dan kejiwaan.
Astronomi dan Kalender Hindu yakni Sistem kalender Hindu memiliki akurasi yang luar biasa dan memiliki dasar dalam pengamatan langit dan gerak planet-planet. Hal ini mencerminkan pemahaman yang baik tentang astronomi dan matematika, dan kontribusi Hindu terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ini.
Pandangan tentang Keanekaragaman Alam di ajaran Hinduisme mengajarkan penghormatan terhadap semua bentuk kehidupan dan konsep kesatuan antara manusia dan alam semesta. Ini mencerminkan pemahaman tentang ekologi dan konservasi yang menjadi fokus ilmu pengetahuan lingkungan modern.
Penting untuk diingat bahwa Hinduisme adalah agama yang sangat beragam dengan berbagai aliran, sehingga pemahaman tentang hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan dapat bervariasi di antara aliran-aliran tersebut. Meskipun Hinduisme memiliki elemen-elemen ilmiah, perlu juga diingat bahwa agama ini juga sangat spiritual dan filosofis, yang berfokus pada aspek-aspek seperti pencarian makna dan tujuan hidup, etika, dan transformasi pribadi. Oleh karena itu, walaupun ada persinggungan dengan ilmu pengetahuan, Hinduisme juga memiliki dimensi spiritual yang sangat mendalam, Ungkap Ketut Donder. Bahkan teori ledakan Big bang itu sendiri terungkap di dalam ajaran Kitab Suci VEDA, dalam filsafat Hindu awal mula penciptaan semesta ini sunya (kosong) lalu mewujud berbagai materi unsur semesta, seperti terciptalah berbagai unsur-unsur berbagai elemen, dalam Ajaran Hindu Upanishad pun disebutkan awalnya Asura diciptakan kemudian para Dewata dan selanjutnya diciptakan Manusia itu sebagai Nol (0) Puyung, tidak negatif tidak positif, untuk menyeimbangkan element Asura menjadi sifat Dewata, hal ini sangat terkait dengan elektron (muatan negatif -), proton (muatan positif +) dan neutron (netral).
Pada tahap selanjutnya, pembahasan melibatkan hubungan antara Hinduisme dan ilmu pengetahuan modern. Konsep dalam Hinduisme seperti siklus keberlangsungan (Samsara), karma, kosmologi, yoga, meditasi, astronomi, dan pandangan tentang keanekaragaman alam semesta mencerminkan pemikiran yang memiliki persamaan dengan prinsip-prinsip ilmiah. Hinduisme dilihat sebagai agama yang mencakup aspek ilmiah dan filosofis yang mendalam.
Foto Hindukupang.com : Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag menyerahkan Buku Saku Spiritual Generasi Emas Hindu Nusantara
Kepada Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur Bapak Dr. Ir. I Gusti Bagus Adwita Arsa, MP
Dalam konteks filosofis, menurut Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag menjelaskan tahap-tahap pembelajaran dalam tradisi Hindu, seperti Sravanam, Mananam, dan Nididhyasana, digambarkan sebagai upaya untuk memahami dan menginternalisasi ajaran-ajaran spiritual dan filosofis. Tahap Sravanam berfokus pada mendengarkan ajaran-ajaran dari guru, Mananam melibatkan kontemplasi dan refleksi, dan Nididhyasana melibatkan meditasi mendalam dan pengendapan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.
Sravanam, Mananam, dan Nididhyasana adalah tiga tahap penting dalam proses pembelajaran dalam tradisi filosofis Hindu, terutama dalam ajaran Vedanta. Ini adalah tahap-tahap yang dirancang untuk memahami dan menginternalisasi ajaran-ajaran spiritual dan filosofis dari teks-teks klasik Hindu. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing tahap ini:
Sravanam: Tahap pertama dalam belajar adalah Sravanam, yang berarti "mendengarkan" atau "mengikuti pendengaran." Pada tahap ini, seorang siswa mendengarkan ajaran-ajaran spiritual dan filosofis dari guru atau pandit yang berpengetahuan dalam tradisi Hindu. Guru menjelaskan konsep-konsep penting, ajaran-ajaran, dan teks-teks suci seperti Upanishad, Bhagavad Gita, atau Vedanta. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman awal tentang ajaran-ajaran tersebut melalui pendengaran dan refleksi atas apa yang telah didengar.
Mananam: Setelah mendengarkan ajaran-ajaran tersebut, tahap selanjutnya adalah Mananam, yang berarti "mengkontemplasikan" atau "menghubungkan." Pada tahap ini, siswa merenungkan dan merenungkan ajaran-ajaran yang telah mereka dengar sebelumnya. Mereka mencoba untuk memahami ajaran tersebut lebih dalam, mengaitkannya dengan pengalaman hidup mereka sendiri, dan mengatasi keraguan atau ketidakpahaman yang mungkin muncul selama proses ini. Mananam membantu mengkonsolidasikan pemahaman dan melatih pikiran untuk berpikir kritis tentang ajaran-ajaran spiritual.
Nididhyasana: Tahap terakhir adalah Nididhyasana, yang berarti "meditasi mendalam" atau "pengendapan." Pada tahap ini, siswa merenungkan ajaran-ajaran dengan penuh konsentrasi dan kontemplasi yang mendalam. Tujuannya adalah untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan pengalaman langsung dari ajaran-ajaran tersebut. Nididhyasana melibatkan meditasi dan refleksi yang mendalam, dan seringkali melibatkan praktik spiritual seperti Yoga dan Japa Mantra. Ini adalah tahap di mana seseorang mencoba untuk menginternalisasi ajaran-ajaran Spiritual Hindu tersebut sehingga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Penting untuk diingat bahwa proses ini dalam tradisi Hindu adalah berkelanjutan dan dapat memakan waktu bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup. Ini adalah upaya yang serius dan mendalam untuk mencapai pemahaman spiritual yang mendalam dan transformasi diri. Selain itu, memiliki seorang guru yang kompeten dan berpengalaman sangat penting dalam membimbing siswa melalui tahap-tahap ini. Agama Hindu tidak sulit mencari rujukan science , secara filsafat tattwa, materi dan spiritual, karena tempat yang sama yakni Dunia ini adalah Pengejawantahan dari yang tiada menjadi ada yang Metafisis menjadi Fisik, atau skala. Begitupun Kesadaran cosmos dan implementasi secara ritual semua terungkap jelas dalam setiap Pupuh dan ajaran Suci Hindu.
Di dalam Kitab Suci Hindu Manava Dharmasastra (MDS) disebutkan :
MĀNAVA DHARMAŚĀSTRA - SLOKA V-109
अद्भिर् गात्राणि शुद्ध्यन्ति मनः सत्येन शुद्ध्यति
विद्यातपोभ्यां भूतात्म बुद्धिर् ज्ञानेन शुद्ध्यति
adbhir gātrāṇi śuddhyanti manaḥ satyena śuddhyati
vidyātapobhyāṁ bhūtātma buddhir jñānena śuddhyati
Artinya :
Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar.
Dalam akhir acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D dan Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali dan juga pembagian Buku Saku Spiritual "Generasi Emas Hindu Nusantara" dan majalah Wartam, kemudian dilanjutkan sesi foto bersama umat Hindu dan tamu undangan. Pembagian buku saku spiritual, "Generasi Emas Hindu Nusantara," serta majalah Wartam menjadi bukti nyata bahwa Ajaran Hindu Dharma (Hinduisme) tidak hanya memiliki dimensi spiritual yang mendalam, tetapi juga mengandung unsur-unsur yang sejalan dengan ilmu pengetahuan modern. Selanjutnya dilaksanakan SembaHyang Puja Tri Sandhya dan KramaNing Sembah bersama di Utama Mandala Pura Agung Giri Kertha Bhuwana , Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.(Hindukupang/Guntara)
Adapun buku-buku Filsafat (Tattwa) Hindu dari Bapak Drs.Ketut Donder,M.Ag.,Ph.D bisa diakses Kunjungi Disini , dan Juga Buku Ajaran Hindu dari Penulis Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag juga bisa kunjungi disini.
Foto Hindukupang.com : Bersama Bapak Dr.I Gede Suwantana,M.Ag dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Bali, yang juga sebagai Anggota Tim Pengkaji Kitab Suci Hindu Sarasamuccaya, Bhagawadgita dan Catur VEDA, serta pada Bulan November 2023 akan dikaji Rg VEDA sesuai Permintaan Dirjen Bimas Hindu.
- Details
- Written by Admin
- Category: Kegiatan
- Published: 08 October 2023
- Hits: 634